Dunia Lingga

Support System Agar Sembuh Dari Covid 19

 


Covid 19 menyapa keluarga kami Juni lalu. Sebelumnya saya sempat cerita bagaimana covid menyerang imun saya dan suami. 

Pengalaman Saya dan Suami Sembuh dari Covid 19

Masa-masa penuh perjuangan itu sudah terlewati. Alhamdulillah, sakit memang membuat kita KEHILANGAN NAFSU MAKAN, KEHILANGAN KECERIAAN, namun MENGGUGURKAN DOSA. 

Sakit covid 19 ini membuat kami bersyukur di kelilingi orang-orang baik. Di kelilingi lingkungan yang baik. Cerita lebih lengkapnya akan ditulis suami saya di bawah ini yaa..

SUPPORT SYSTEM

Alhamdulillah saya bisa melalui masa kritis akibat Covid-19. Kembali saya tegaskan, itu semua pertolongan Allah SWT. Saya rasakan betul itu.

Kemarin saya cerita soal ikhtiar pribadi saat sakit. Alhamdulillah semoga jadi vibes positif diantara kabar-kabar duka. InsyaAllah yang tengah sakit bisa sembuh.

Sekarang saya mau cerita soal support system. Dukungan yang membuat saya dan istri bisa melalui ujian Covid-19 ini. Oh ya istri saya juga positif. Tertular saya. Tapi dia tangguh. Gejala ringan. Hari keenam sudah negatif.

Support system ini saya rasakan benar mendukung kami. Jadi kekuatan buat menghadapi saat-saat berat.

Dukungan pertama jelas dari pasangan. Saat saya positif, istri 'mengorbankan diri' menemani saya Isoman di rumah. Sebab dia tahu, saya akan makin drop kalau isoman sendiri. Dia menemani. Akhirnya tertular. Alhamdulillah doi gejalanya ringan.

Dukungan saat saya di RS juga luar biasa. Posisinya saat saya di RS, dia Isoman sendiri di rumah. Anak-anak Alhamdulillah sehat dan mengungsi dulu ke rumah simbahnya. Saya ga kebayang Isoman sendirian seperti istri. Ternyata dia bilang Isoman sendiri itu saat-saat yang berat. Apalagi kalau malam katanya. Atut. Hanya WA dari istri dan WA grup keluarga yang bikin saya semangat bukanya. Yang lain saya buka terus langsung saya tutup hehe.

Dukungan kedua dari keluarga inti. Pada kasus ini Alhamdulillah saya tinggal dekat dengan orang tua dan saudara. MasyaAllah. Perjuangan ibu, kakak saya, tiga adek saya yang pontang panting kesana-kemari luar biasa. Saat saya menulis ini saya belum ketemu dengan mereka. Masih Isoman. Saya ga kebayang tanpa dukungan keluarga inti ini.

Mulai mengantar saya ke RS bolak-balik. Dengan risiko tertular. Menyediakan oksigen bahkan sebelum saya merasa sesak. Membawa oksigen tabung besar di mobil buat saat saat kita keliling RS untuk cari bed rawat inap. Belum beli ini beli itu. Tiap detik langsung berangkat. Saat yang lain seperti kesulitan mendapatkan oksigen, kakak dan adik saya ini entah darimana selalu siap jika oksigen di RS habis. Jaringan ke pabrik-pabrik dimaksimalkan. Saya tidak punya itu. Saya belum tentu setangguh mereka. Termasuk mengantar makan, pakaian, air panas dll. Dengan risiko penularan yang tinggi. Selama saya dirawat, saya juga berdoa benar agar ibu, kakak, tiga adek saya sehat semua.

Dukungan keluarga besar. Anak-anak saya Alhamdulillah sehat. Ikut di rumah simbahnya. Disana ponakan banyak. Nemani. Pakde Budhenya ikut momong Alhamdulillah. Saya tenang. Dukungan dan doa keluarga besar juga membantu. Kami dikirimi air oksigen melimpah. Alhamdulillah.

Dukungan yang amat penting, dari Satgas Jogo Tonggo perumahan kami tinggal. Kata siapa Satgas Jogo Tonggo sudah tidak aktif. Di tempat kami amat aktif. Komandannya Ndan  Heru Dono dan Ndan Ilyas Pramono

Luar biasa sibuknya Satgas paling terdepan ini. Saat saya positif, ada tiga keluarga lain yang juga positif. Ada empat total. Kami amat sangat terbantu dengan Satgas Jogo Tonggo ini. Bayangkan, jam 10 pagi saya lapor positif, jam 12 sudah dikirimi makan siang oleh ibu-ibu. Saya nangis. Beneran nangis. Terharu dengan respons cepat warga. Diketawain istri ngapain nangis. Pas kiriman makanan ketiga, giliran istri yang nangis. Terharu. Kandani ngeyel.

Jadi tiga kali sehari full kami dapat kiriman makan. Padahal ada empat keluarga yang positif. Setidaknya minimal 10 porsi setiap waktu makan. MasyaAllah. Belum lagi kiriman sembako dan kebutuhan rumah tangga. Plus multivitamin beraneka macam dari satgas dan warga. Semoga tetap kompak dan guyub rukun. Tetangga depan rumah juga kirim beraneka makanan. Termasuk susu beruang itu. Sebelum ramai-ramai yang ga jelas soal susu beruang. Benar-benar anugerah dapat tetangga dan lingkungan yang supportif. Pemerintah harusnya supportif terhadap Satgas Level RT ini. Mereka garda terdepan. Sebelum saya pulang pun seluruh rumah sampai kamar-kamar disemprot disinfektan. Modal sendiri, dana sendiri.

Dukungan dari Puskesmas juga Alhamdulillah. Saya langsung tes PCR sehari setelah tes antigen, saya juga dipantau kondisinya, didatangi ke rumah. Sampai yang paling mendukung, saya didampingi dan dicarikan bed perawatan sama petugas Puskesmas. Ikut keliling ke 4 RS. Alhamdulillah akhirnya dapat.

Dukungan yang luar biasa juga mengalir dari sejawat. Kami dikirimi berbagai keperluan. Baik sembako, herbal, buah-buahan, madu sampai rumah seperti toko mau buka. Alhamdulillah.  Semoga Allah SWT balas kebaikan yang diberikan. Dari kantor, SoloPeduli, LAZ Ibnu Abbas, DPC PKS Ceper, Lembaga Tahfidz Ar Royyan, IFI, BSMI, Juga Tante Merry Prasetyawan yang selalu peduli sama anak yatim ini. Jazzakumullah.

Klinik BSMI Klaten yang menjadi telemedicine saya saat Isoman di rumah. dr Yusuf dan sejawat. Tempat saya konsul. Yang mengirimi saya obat-obatan pelengkap termasuk untuk uap. Selalu mengawal saya sampai pulang dari RS. Jazzakallah khair

Yang jauh pun memberikan dukungan. Saya amat terbantu dengan percakapan di grup Bapack-Bapack Laskar. Alumni UGM seangkatan. Perbincangannya positif. Sampai ada Om Budiyanto Justice yang gejalanya mirip dengan saya saat Isoman di rumah. Persis. Cerita beliau yang memotivasi saya. Saat Isoman di rumah itu berat. Saya migrain, demam tinggi, makan ga enak dan sering ngelamun. Akhirnya sesak dan seterusnya. Di tengah kondisi yang suram itu, kisah Om Budi memotivasi saya. Saya baru ingat soal muratal juga dari beliau. Astaghfirullah. Semangat saya muncul lagi. Apalagi obrolannya ga ada yang hoax. Mayoritas soal bola dan link streaming ilegal dimana.

Doa-doa dari berbagai teman Alhamdulillah saya terima. Saat kondisi qailulah itu. Berbagai grup. Antar kota antar provinsi. Tak soal jika doanya berupa stiker. Sudah didoakan secara lisan dan hati. Yang jelas nyampe semua ke saya. Jazzakumullah Khair.

Yang tak boleh dilupakan seluruh Nakes PKU Muhammadiyah Pedan Klaten. Jazzakumullah Khair. Sudah tak perlu saya sebutkan apa jasa beliau-beliau ini. Oh ya saat kami bersiap menyelesaikan administrasi, ternyata biaya perawatan kami gratis. MasyaAllah.

Dukungan ini amat penting. Alhamdulillah saya mendapatkan dukungan yang sangat positif. Tidak ada cerita pasien Covid-19 dikucilkan. Alhamdulillah. Ini juga yang menjadi bekal kekuatan saya saat melewati fase-fase terberat.

Kepada yang belum disebut kami mohon maaf. Kebaikan sekecil dzarrah akan dibalas. Semoga Allah SWT membalas dengan yang jauh lebih baik.














Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Support System Agar Sembuh Dari Covid 19"

Post a Comment

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)