Dunia Lingga

Next Destination, My Selangor Story 2013


Belum lama ini, saya membaca buku mengenai perjalanan seorang Muslim di Benua Eropa. Buku itu ditulis oleh Hanun, anak salah satu politisi Indonesia, Amin Rais. Di buku itu, Hanun menceritakan perjalanannya sebagai traveler dan bagaimana awalnya ia menjadi seorang jurnalis dan penulis.

Jauh sebelum buku yang menginspirasi saya untuk melakukan perjalanan, saya pernah membaca sebuah kisah bahwa umat Islam terdahulu adalah traveler tangguh, jauh sebelum Vasco de Gama dan Colombus. Umat Islam terdahulu tidak ragu meninggalkan rumah untuk belajar. Nah, dari situ, saya sangat ingin berkeliling dunia, terlebih jika perjalanan itu free (gratis).

Salah satu cara yang saya tempuh adalah dengan menjadi journalist. Saya mendengar kawan saya yang ayahnya seorang journalist bahwa tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk bepergian ke luar kota, cukup dengan menulis.

So, after passed from my graduated, i was applied job to one of national media in Indonesia. My habit as a journalist, i must ready everytime, everywhere. I always brought my camera, notes, my motorcycle, maps or GPS.

Not only see and travelling one country to another country, but also, i could wrote my experienced in mass media tempat saya bernaung. Beberapa kota pernah saya kunjungi, mulai dari Bali, Bandung, Yogjakarta, dan kota-kota lainnya. Saya juga bisa melihat banyak kebudayaan dan perbedaan di masing-masing daerah. Perbedaan yang menyebabkan kita satu, Indonesia.

Meski tak sedang bertugas and holiday every weekend, saya sangat suka jalan-jalan. Bahkan, saya sering merencanakan perjalanan dengan teman-teman saya. Pemikiran traveling ke pantai terpencil di Pulau Jawa terbersit di benak Mariam Febriani, sahabat semasa kuliah saya. Kami merencanakan ke Pantai Ujung Genteng di selatan Jawa Barat. Letaknya di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.


 Ujung Genteng merupakan daratan yang menjorok ke lautan dengan panjang sekitar dua kilometer. Tanah ini berada di ujung bawah Pulau Jawa. Ujung bagian atas adalah Ujung Kulon di Provinsi Banten. Perjalanan ke Ujung Genteng adalah perjalanan yang sungguh menebarkan sekaligus menyenangkan.



Dari Bogor, kami naik angkutan L300 atau elf.  Elf menuju Sukabumi ini memang sudah termasyur sangat suka menyerobot dan ugal-ugalan.

 Kami berhenti di Terminal Sukabumi. Jika mengendarai mobil pribadi, bisa lewat Kecamatan Cikidang. Jalur alternatif itu biasanya digunakan pengendara roda empat dan roda dua yang menuju Palabuhan Ratu.
 
Karena tidak adanya angkot ke Ujung Genteng, akhirnya kami memilih untuk naik ojek. Awalnya, kami ingin langsung ke Pantai Ujung Genteng. Tapi katanya, ada Pantai Pangumbahan yang ada penangkaran tukik (anak penyu).Akhirnya, kami meminta tukang ojek mengantarkan kami ke Pantai Pangumbahan.
 Ada kejadian unik untuk sampai Pantai Pangumbahan. Karena jalanan rusak dan penuh lubang serta becek, motor yang saya tumpangi sempat mogok.


  
Pesona Pangumbahan dan Penangkaran Penyu
Lamanya perjalanan terbayar sudah. Kami disuguhi pemandangan pantai yang menakjubkan. Di pinggiran laut masih ditumbuhi pepohonan rindang sebagai syarat lokasi yang memenuhi kriteria agar penyu bisa bertelur.

 

Malamnya, kami diantar untuk melihat penyu bertelur oleh Pak Cecep, salah satu pegiat Konservasi dan Penangkaran Penyu . Kami diminta untuk memakai jaket dan membawa air minum karena proses penyu bertelur cukup lama, bisa sampai dua jam.

Ada sekitar enam pos pengamatan yang disiapkan dan jumlah pengunjungnya dibatasi. Tentunya, masih jauh dari lubang penyu bertelur. Hal ini untuk mencegah agar penyu tidak kaget dan mengurungkan niatnya bertelur.



Penyu betina itu menggali lubang dan memulai proses bertelur. Kami akhirnya diperbolehkan menyaksikan dari dekat. Penyu-penyu itu memilih tempat yang bersih dan tinggi untuk bertelur. 


Kami juga melepas tukik ke pantai.. Dari ratusan tukik yang kami lepas, hanya beberapa ekor menjadi penyu dewasa. Sisanya dimangsa predator. Karenanya, pusat konservasi sangat penting untuk menjaga keberlangsungan penyu yang hampir punah itu.






Next Destination, Selangor!!

Jujur saja, saya tidak pernah bepergian ke Malaysia, terlebih ke salah satu daerah dengan PDB dan objek wisata terbesar di Malaysia, yakni Selangor.

Padahal, berbagai tempat di Selangor sangat patut dikunjungi seperti MAsjid Biru, Batu Caves di Distrik Gombak atau I-City Shah Alam. Keindahan Selangor berputar-putar di kepala saya sejak adanya kompetisi dari tourism Malaysia untuk para blogger yakni My Selangor Story 2013.

Saya berharap, bisa berbagi cerita tentang Selangor kepada masyarakat Indonesia dan para pembaca blog dengan masuk 20 besar blogger dari Indonesia dan Malaysia. Berbagi cerita bahwa Malaysia dan Indonesia punya hubungan strategis. Bercerita bahwa perbedaan yang selama ini terjadi antara Indonesia dan Malaysia dapat berubah dengan sebuah tulisan.

















Subscribe to receive free email updates:

13 Responses to "Next Destination, My Selangor Story 2013"

  1. sama-sama bunda..i wish ketemu bunda ya yang tinggal di selangor :)

    ReplyDelete
  2. Kasri Rohil: salam kenal juga bang..blognya abang kereen

    ReplyDelete
  3. wow keren ujung gentengnya... kapan ya kesana, semoga bisa ke Selangor... jangan lupa mampir ke blog aku

    http://dananwahyu.wordpress.com/2012/12/31/last-minute-my-selangor-story-2013/

    ReplyDelete
  4. @danawahyu: cobain deh traveling ke ujung genteng...ada air terjun juga yang bagus bgt, air terjun cikaso.

    ReplyDelete
  5. wah, ikutan juga yah? semoga kita berhasil! :))

    waktu ke ujung genteng enggak sekalian ke curug cikaso?

    ReplyDelete
    Replies
    1. insyaallah aamiin

      ksana jg, tp blm dtulis tkut kpnjangan...hehe kmu prnh ksna jg?

      Delete
  6. hye there..thanks for visiting my blog..hope u win too:)

    ReplyDelete
  7. lawatan kembali...

    salam kenal buat kamu juga. Semoga dapat ketemu di MSS :D good luck

    ReplyDelete

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)