Dunia Lingga

Tips Sukses Menyapih Dengan Cinta ala Lingga



Menyusui adalah momen yang teramat istimewa bagi ibu dan anak. Bagi ibu, menyusui seperti menyalurkan kasih sayang terhadap anak. Ada juga endorfin yang membuat bayi tertidur dan ibu yang merasa rileks. Bagi bayi, selain sebagai sumber makanan utama, mendapatkan ASI dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Bahwa ia disayang. Bahwa ia dicintai.

Menyusui dianjurkan selama 2 tahun, begitu kata Rosulullah sebelum pakar kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia menganjurkannya. Seperti yang kita tahu bersama, ASI jadi sumber makanan buat bayi yang sarat manfaat. ASI bisa mengenyangkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya, tanpa ada tambahan cairan apapun.

Memberi ASI dengan cara menyusui secara langsung juga memperkuat ikatan emosi antara ibu dan bayi. Selama dua tahun penuh, ASI menjadi senjata utama tumbuh kembang anak. Lepas 2 tahun, anak bisa disapih.

Proses menyapih ini menjadi tantangan tersendiri buat ibu dan buah hati. Ibu bisa saja khawatir terhadap penolakan anak untuk disapih. Bisa juga sang ibulah yang tidak siap untuk menyapih. Ibu khawatir anak tidak merasa disayang. Tidak merasa dicintai.

Itu pula yang saya rasakan ketika akan menyapih si kecil, Arfa. Saya khawatir akan bagaimana nutrisinya setelah disapih.  Juga apakah Arfa akan marah dan ngambek sama ibunya saat disapih. Atau kekhawatiran-kekhawatiran lain seperti payudara bengkak, bagaimana agar Arfa bobo tanpa harus ng-ASI dan banyak kekhawatiran lainnya.

Saya dianjurkan oleh Mamah untuk menyapih dengan mengoleskan sambiloto hingga habbatussaudah pada puting payudara. Saat itu Mamah menceritakan pengalamannya saat menyapih saya dan anak-anaknya lain. Namun, rasanya kok nggak tega memberikan anak kita olesan pahit seperti itu. Saya kurang 'sreg' dengan metode menyapih dengan menakut-nakuti anak.

Apakah ada alternatif lain tanpa menakut-nakuti anak dan membohonginya? Ternyata ada.  Setelah banyak membaca artikel yang dibuat Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Weaning With Love atau lebih dikenal Menyapih dengan Sayang adalah metode yang tepat untuk si kecil.


Apa itu menyapih dengan sayang (WWL)?

Menyapih dengan cara ini tidak memaksa anak untuk segera disapih. Wwl juga tidak menggunakan olesan pahit, betadin, obat merah dan alat bantu lainnya yang membohongi anak. Menyapih dengan sayang yang dilakukan sesuai kesiapan dan kesepakatan orang tua dan anak.

Menyapih dengan metode ini memang memerlukan proses bertahap dan perlu kesabaran dari sang ibu. Konsepnya adalah dont offer but dont refuse. Ibu tak perlu menawarkan mimik jika anak tidak meminta. Namun, ibu pun jangan menolak jika si kecil meminta ASI. Alhamdulillah Arfa bisa disapih dengan WWL tanpa mengamuk atau rewel berkepanjangan. Saya pun tak merasa bengkak  pada payudara setelah menyapih.


Bagaimana cara menyapih dengan cinta ala saya?


1. Memberi sugesti positif pada anak sedini mungkin

Banyak orang tua yang menanggap bayi tidak akan mengerti apa-apa bila diajak bicara. Padahal, meski masih seumur jagung, bayi sudah mengerti pembicaraan orang-orang di sekitarnya.

Saya memberikan sugesti positif pada Arfa sejak usianya satu tahun. Saya memberi pengertian padanya bahwa nanti di bulan Agustus saat usianya 2 tahun dia nggak usah mimik ASI lagi. Sugesti ini saya berikan saat dia asik nenen. Saat nenen dan menjelang tidur, saya terus menanamkan pengertian padanya.

" Nanti 12 bulan lagi Arfa nggak boleh nenen ya sayang. Umur Arfa udah dua tahun, udah besar. Arfa minum air sama jus buah aja ya," kata saya setiap hari.

Setiap berganti bulan saya selalu memberi sugesti padanya. Apalagi menjelang bulan-bulan hendak disapih. Intensitas pemberian pengertian pada Arfa semakin meningkat. Tak hanya saat ia nenen, tapi juga saat dia bermain dan saat ia menjelang tidur.


2. Mengalihkan perhatiannya jika hendak menyusui

Sebagai orang tua kita memang harus kreatif mengalihkan perhatian si kecil. Entah itu dengan mengajaknya bermain di dalam atau di luar rumah. Di hari pertama penyapihan, saya dan suami mengajak Arfa ke tempat kesukaannya, kebun binatang Taman Safari. Kami berangkat dari pagi hingga malam hari sampai rumah.

Selama di Taman Safari, Arfa seolah lupa akan kebiasaannya menyusui. Ia terlalu asyik berkeliling melihat binatang langka secara langsung. Ia hanya ingat menjelang sore dalam perjalanan pulang. Saya mengalihkan perhatiannya dengan menonton kids education games di handphone. Ia pun lupa akan keinginannya untuk nenen.



Sampai di rumah, ia ingat kembali. Haha..saat itu saya tak kuasa menolak permintaannya untuk menyusui. Intinya dont offer dont refuse benar-benar saya terapkan. Namun, tetap saya ingatkan kembali padanya bahwa ia sudah berumur dua tahun. Sudah waktunya untuk disapih. Ia hanya menangguk-angguk manja. Aduuh..meleleh nih liat Arfa manja begitu.

Di hari kedua, Arfa bisa tahan tidak nenen hingga jelang tidur siang. Saat tidur siang, Arfa kembali minta nenen dengan merajuk-rajuk pada saya. Kembali saya berikan apa yang dia minta dengan kembali memberi sugesti. Di malam hari, ia sukses tidak nenen. Entah kenapa seperti tidak mau saja.

Ia hanya menahan tangisnya dan ada air mata di sudut matanya. Entahlah mungkin ini sebagai tanda perpisahan terhadap apa yang sudah menjadi kebiasaannya selama 2 tahun ini. Ya Allah, hati ini rasanya cesss banget. Saya pun tak kuasa menitikkan air mata. Ada rasa haru sekaligus bangga sama si kecil. Ia ternyata mendengar dan mematuhi permintaan orang tuanya.

Di hari ketiga, ia benar-benar sudah tidak nenen. Meskipun begitu, memang ia menjadi lebih manja jelang tidur. Saya memeluknya dan menimang-nimangnya agar ia tidur. Ia juga meminta saya untuk mengusap-usap punggungnya. Setelah itu ia terlelap hingga pagi hari tanpa minta nenen.


3. Tidak menawarkan pengganti menyusui ke benda lain

Ada baiknya tidak menawarkan pengganti menyusui ke benda lain seperti dot susu, empeng bahkan bantal. Dengan menggantinya ke benda lain, anak justru akan merasa ketergantungan dan sulit lepas dari benda tersebut nantinya.

Untuk Arfa, saya pun tidak memberinya alat-alat pengganti tersebut. Saya hanya menyediakan air putih di kamar kalau-kalau Arfa kehausan di malam hari. Justru saat disapih, Arfa benar-benar tidur nyenyak tanpa meminta minum. Justru terkadang saya yang agak khawatir jika ia kehausan. 

4. Siapkan amunisi

Amunisi di sini adalah makanan, camilan dan minuman agar dia senantiasa kenyang. Kalau bisa, kita menyediakan makanan kegemarannya agar perhatiannya teralihkan kepada makanan itu. Makanan seimbang yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein selalu saya siapkan untuknya. Saya memilih beberapa menu yang dia gemari seperti sop ayam dan telur dadar brokoli.



Saya juga selalu menyediakan buah-buahan kesukaannya seperti jambu, semangka dan melon. Makanan lainnya juga saya siapkan seperti biskuit, puding dan agar-agar. Saya selalu membuatnya kenyang agar perhatiannya terhadap menyusui teralihkan.

5. Siapkan tim sukses dari orang sekitar

Saat menyusui, seorang ibu tentu membutuhkan dukungan dari orang sekitar. Kesuksesan menyusui Arfa saat itu karena dukungan suami yang sangat pro-ASI. Selain itu kakek nenek Arfa yang telah diberi pengertian tentang keutamaan ASI dibanding sufor. Nah, sama halnya saat menyapih, ibu perlu tim sukses. Tim inilah yang bisa membawa kesuksesan WWL. Suami misalnya, menjadi garda utama dalam menyukseskan metode WWL ini.



Suami bertugas membersamai Arfa ketika malam hari. Entah itu ketika Arfa meminta minum, atau bermain di malam hari. Di pagi hari sebelum bekerja, suami bisa mendukung proses penyapihan ini dengan mengajak bermain keliling kompleks. Agar lebih mempermudah, saya memilih menyapih Arfa ketika suami libur kerja.


6. Sabar dan senantiasa berdoa

Disiplin dengan diri sendiri dan kompak dengan orang terdekat merupakan kunci keberhasilan proses penyapihan Arfa secara WWL. Namun, kompak dan disiplin saja sepertinya tidak cukup untuk kesuksesan WWL. Kita harus tetap sabar dalam menghadapi anak yang mungkin akan lebih manja selama proses penyapihan. Jangan lupakan juga mujarabnya doa kepada Allah. Saya selalu meminta padaNya agar proses penyapihan Arfa berjalan dengan lancar.


Apa yang terjadi setelah menyapih dengan cinta?


1.Anak  menolak tawaran menyusui

Setelah tiga hari proses penyapihan, Arfa akhirnya berhenti menyusui. Bahkan ketika saya coba tawarkan dia menolak dan geleng-geleng kepala.

"Arfa mau nenen gak?" tanya saya.

"Gak..gak..gak.." jawab dia.

Kemudian saya tanya lagi, "Kenapa nggak mau?"

"Apa da esa, dua au" (Arfa sudah besar, dua tahun) jawab si kecil.

"Oh,Arfa udah dua tahun, anak soleh, anak hebat, anak ganteng,"ungkap saya.

Dan kini setiap kali saya tanya, ia bisa menjawabnya sendiri. "Apa uda esa,ga nenen"kata dia.

Duh, terharu banget sama tingkahnya si kecil ini. Meski begitu, karena tak lagi menyusui, ia kini lebih senang di ninabobo-kan dan diusap-usap punggungnya jika mau tidur. Atau juga terkadang melakukan simulasi saat dia menyusui dengan menempel ke dada saya.

2. ASI masih keluar

Setelah proses penyapihan, payudara tidak bengkak sama sekali. Alhamdulillah saya tidak merasakan nyeri atau sakit setelah menyapih. Hal ini mungkin karena metode WWL yang memerlukan proses yang bertahap sehingga payudara pun tidak 'kaget'.

Hingga sepuluh hari setelah penyapihan, ternyata ASI masih keluar. Ternyata menurut beberapa artikel yang dibagikan AIMI Yogyakarta, kondisi tersebut normal buat ibu bahkan hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya. ASI akan kering tergantung pada kondisi hormonal ibu. Namun, perlu pemeriksaan lebih lanjut jika ASI keluar masih sangat deras setelah 6 bulan masa penyapihan.


Selamat Pekan ASI Dunia

Menjadi ibu dan dapat memberikan ASI secara ekslusif adalah berkah tersendiri buat saya. Tak hanya sebagai curahan kasih sayang, menyusui menjalin kedekatan emosi saya dan anak. Manfaat ASI tak sampai disitu. Selain itu juga dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak.

Saya pun tak mesti repot membeli  sufor yang cukup mahal harganya. Hal ini sesuai dengan tema Pekan ASI Dunia (World Breastfeeding Week) di Indonesia, yakni, Ibu Menyusui sampai dua tahun lebih hemat, anak cerdas, untuk mewujudkan keluarga sejahtera.

Ayo semua dukung ibu menyusui, dimanapun dan kapanpun. Dukungan dari seluruh stakeholder mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, dunia pendidikan, sosial media hingga pemerintah akan mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera. Selamat Pekan ASI Dunia, dan tetap semangat memberikan yang terbaik untuk putra-putri kita.







Subscribe to receive free email updates:

20 Responses to "Tips Sukses Menyapih Dengan Cinta ala Lingga"

  1. Saya jg dulu perjuangan banget saat harus menyapih suka ngak tega ya

    ReplyDelete
  2. Tips oke banget mbak ..poin nomor satu aku suka, pakai sugesti :)

    ReplyDelete
  3. Saya pernah baca juga nih mba, memberikan sugesti sesaat sebelum orang tidur terlelap terbukti ampuh. Eh ternyata hal tsb bisa jg diterapkan untuk anak2 saat proses menyapih ini ya.

    Ic ic, tfs mba...jadi paham sekarang, mudahan menjadi bekal saya nanti kalo sudah mempunyai anak. Aamiin :)

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah.. Barakallah Mba, sukses WWL :)

    ReplyDelete
  5. Anak pertamaku gak mau nenen lagi saat aku usianya 2 tn 4 bulan pas lg hamil anak kedua mungkin gk keluar kali ya ASI-nya. Nah ini anak kedua kyknya yg bakal susah lepas hehe. Bagiku menyusui tu gk cuma kebutuhan anak tp jg kebutuhan ibu, saat anak pertama lepas, aku gak melow. Gk tau ni anak kedua ntr, moso kudu hamil lg spy gk melow hihihi.

    Komennya kepanjangan wkwkwk

    anyway selamat ya sukses WWLnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhahaa..bener bgt mba..aku awal2nya melow..tp ngeliat anak kliatannya udah siap jadi yaudah deh disapih.

      Ayo mba hamil lagi hahaa

      Delete
  6. Bagus2 mba tipsnya...penting utk bs wwl. Krn jatohnya agak2 drama klo ga siap ibu n anak.
    Alhamdulillah lancar proses menyapihku di 3 anak2ku...
    Meskipun yg 2 dan 3 smp sekarng msh suka "mentil" gt...pdhal dah gede2

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  7. Aku sempat kuatirr nggak bisa menyapih, mba. Tapi anakku memilih disapih seendiri. Mungkin karena keadaanku saat itu yang habis kecelakaan #Eh malah curhat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. baik banget anaknya mbak..kecup2 deh pinter banget anaknya ngerti kondisi ibu :)

      Delete
  8. bermanfaat nih mbak, ternyata ada yg berjuang untuk menyusui, ada juga utk menyapih, emang hrs cerdas jadi ibu2 yak^^

    ReplyDelete
  9. Jadi inget, waktu dulu nyapih anak-anak. Untuk anak yang pertama, karena minimnya pengetahuan, saya menakut-nakuti dengan menggunakan kayu putih. Jadi anaknya gak mau nenen. Tapi untuk yang kedua, saya jadi tau, kalo cara itu salah, jadi saya nyapihnya dengan cara memberi cemilan diantara waktu makannya. Jadi anak merasa kenyang, dan gak minta nenen. Bertahap sih, karena kalo mau tidur, tetep aja minta nenen. Tapi berhasil tanpa drama, kok he he he

    ReplyDelete
  10. Jadi inget perjuangan menyapih dulu, pas menjelang waktu menyapih kena cacar, jadi anaknya ngerti ibunya ga bisa nyusuin, walau ada perasaan sedih sih waktu itu...

    ReplyDelete
  11. Masa menyapih itu masa-masa galaunya nggak ketulungan...ada rasa kuatir nanti kangen masa2 menyusui

    ReplyDelete
  12. Makasih sharing-nya, mbak.
    Aku jadi deg2an nih bulan depan anakku genap 2 thn. Persiapan WWL juga. Bismillah.

    ReplyDelete
  13. Menyapih itu sesuatu banget ya .... Dulu anak pertamaku juga gitu. Semoga anak yang kedua ini bisa lebih mudah menyapihnya

    ReplyDelete
  14. Selamat ya Arfa sudah menyapih. Salam kenal dari Aisyah

    ReplyDelete
  15. The Eight-Wheel Classic - TITIAN Arts
    The eight-wheel classic bicycle is available in six sizes. The Bicycle Wheel mens titanium wedding bands is goyangfc a poormansguidetocasinogambling.com classic bicycle made in USA, but there 도레미시디 출장샵 are https://tricktactoe.com/ three variations in

    ReplyDelete

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)