Dunia Lingga

Jurus Cerdik Mencegah, Mengobati dan Melawan Diabetes

jurus cerdik cegah, obati, lawan diabetes sun life kemenkes

Jurus Cerdik Mencegah, Mengobati dan Melawan Diabetes. DIABETES. Satu kata yang cukup mengerikan di keluarga kami. Kenapa? Karena penyakit diabetes telah merenggut Nenek, dan dua adik nenek. Diabetes, seperti menjadi common diseases yang menghantui keluarga. Dari nenek, hingga anak dan cucu. Diabetes oh diabetes..

Penyakit diabetes pada Nenek terlambat kami ketahui. Umi, kami memanggilnya. Umi meninggal setelah harus berjuang melawan diabetes, tanpa kami ketahui. Kakinya terlanjut luka dan infeksi. Alhasil, berlanjut menjadi ganrene atau kematian jaringan kaki. 

Sedih? Jelas. Meski saat itu saya masih sekolah dasar, tangisan saya pecah saat mendengar nenek meninggal. 

Bibi saya, Bi Iip, merasa bersalah tak rutin mengontrol kesehatan Umi. Umi memang sosok yang sangat aktif. Karena keaktifannya itu, untuk mengembalikan tenaga, dia sangat suka membuat  dan memakan makanan yang manis. Ini juga karena dia seorang juru masak handal.

Mulai dari makanan rutin setiap hari, hingga membuat kue lebaran dan katering, almarhum lakukan sendiri. Menjadi juru masak artinya harus mencicipi semua makanan yang dibuat bukan? Dan ini artinya Umi mengkonsumsi beragam makanan manis yang sebenarnya berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.

Dan kini, Bi Iip juga harus menderita penyakit yang sama dengan Umi. Syukurnya, Bi Iip menyadari menderita diabetes dengan melihat gejala yang ada. Bi Iip lantas memeriksakan gejala yang dialaminya ke dokter. Fiks diabetes. Meski tak bisa sembuh, Bi Iip kini dapat mengontrol kadar gula darah dalam tubuhnya dengan mengubah gaya hidup dan meminum obat dari dokter.

"Bibi nggak makan berlebihan dan nggak boleh stres,"kata Bibi saat saya menelepon menanyakan keadaannya. 

Tak berbeda jauh, keluarga suami di Klaten pun demikian. Kebiasaan meminum teh manis pada pagi, siang hingga malam hari tak bisa dihindari. Alhasil, berdasarkan diagnosis, almarhum mertua laki-laki saya terkena komplikasi diabetes dan harus merasakan cuci darah saat itu.

Karena faktor riwayat keluarga ini, saya jadi takut. Jangan-jangan saya juga punya resiko diabetes. Jangan-jangan, anak-anak saya nantinya akan menderita hal yang sama seperti buyut dan neneknya. Jika memang faktor genetik mempengaruhi, apakah saya dan anak-anak bisa terbebas dari penyakit ini?

Banyaknya pertanyaan dalam diri saya mengenai diabetes ini menjadi latar belakang saya memenuhi undangan seminar untuk blogger yang digagas oleh Sun Life Financial (Sun Life) bekerja sama dengan Kemenkes RI dengan tema "Cegah, Obati dan Lawan Diabetes" di Cafe XXI Plaza Indonesia, Sabtu 1 Oktober lalu.

sebelum seminar cegah obati lawan diabetes sun life financial indonesia
Jamuan Sun Life sebelum mulai seminar, yummy :)

Sebelum acara dimulai, para blogger melakukan registrasi terlebih dahulu. Lanjut dijamu makan-makan sebelum seminar. Tahu saja dari rumah belum makan dan umpel-umpelan berdesak-desakan di KRL, hehe. Setelah itu, acara pun dimulai dan Head of Marketing Sun Life, Shierly G memberikan sambutannya kepada kami.

seminar cegah obati lawan diabetes

Bu Shierly mengatakan, acara ini digelar Sun Life guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami bahaya penyakit diabetes melitus dan dampaknya terhadap kesehatan. Kegiatan ini juga digagas Sun Life sebagai rangkaian peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2016. 

Dengan menggandeng Kemenkes, Sun Life menyosialisasikan pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit, salah satunya diabetes. Kampanye yang dilakukan ini, dilatarbelakangi hasil penelitian Sun Life Asia Health Index 2015 yang menyatakan penduduk Indonesia semakin sadar akan kesehatannya.

Sun Life Asia Health Index 2015 yang menyatakan penduduk Indonesia semakin sadar akan kesehatannya.
Sumber background gambar: eatthis.com

Sebanyak 73 persen (sebelumnya 44 persen) penduduk Indonesia mengungkapkan bahwa menjadi sehat adalah hal yang penting bagi mereka. Hal ini menunjukkan, ada ruang dan kesempatan signifikan untuk menghentikan kebiasaan buruk dan membentuk kebiasaan baru yang lebih sehat.

Hadir dalam talkshow para pakar diabetes seperti Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM S, dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. Sidartawan Soegondo Sp.PD, KEMD, FACE. Keduanya banyak memberi pengetahuan dan membuka wawasan para blogger dalam mencegah, mengobati dan melawan diabetes.

Para blogger serius livetweet isi seminar cegah obati lawan diabetes
Para blogger serius livetweet isi seminar
Oiya, selama pemaparan para ahli, kami melakukan livetweet mengenai isi dari apa yang dipaparkan pemateri. Hal ini tentu sebagai upaya untuk mengkampanyekan #lawandiabetes untuk Indonesia #lebihbaik. Agar masyarakat Indonesia lebih aware terhadap penyakit ini. Meski tidak menang lomba livetweet, saya dapat doorprize dari Sun Life nih, alhamdulillah, hehe.

Lalu bagaimana cara mencegah, mengobati dan melawan diabetes? Sebelumnya, ayo kita telisik apa itu diabetes dan bagaimana perkembangan penderita diabetes di Indonesia.

Apa itu diabetes?

Diabetes merupakan kondisi dimana kadar gula atau glukosa dalam darah tinggi. Tubuh kita, memproduksi insulin, yakni suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas. Gunanya untuk memecah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Nah, penurunan produksi dan atau pemanfaatan insulin inilah yang akan menyebabkan diabetes. Jika tidak diobati atau tidak terkontrol, diabetes dapat menyebabkan masalah serius seperti penyakit jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal dan penyakit lainnya yang mengancam nyawa. 

Diabetes sendiri terbagi dalam tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes tipe 1, tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin karena rusaknya sel pankreas. Biasanya, diabetes tipe 1 didiagnosis pada orang dewasa muda atau anak-anak. Hanya dengan terapi insulinlah penderita diabetes tipe 1 dapat terpelihara kesehatannya.

kondisi dimana kadar gula atau glukosa dalam darah tinggi.
Sumber background: doc-advice.com
Adapun diabetes tipe 2, yakni diabetes yang paling banyak terjadi. Pada diabetes tipe 2, pankreas menghasilkan insulin yang tidak memadai. Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. 

Diabetes Dalam Angka

Berdasarkan pemaparan Dr Lili yang diambilnya dari IDF Atlas 2015, tren penderita penyakit diabetes semakin hari semakin meningkat. Pada 2015, 415 juta orang di seluruh dunia terkena diabetes. Angka ini meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun 1980 yang sekitar 108 juta jiwa. Penderita diabetes juga diperkirakan meningkat hingga tahun 2040 sebanyak 642 juta. Dan mirisnya, hampir 80 persen orang yang mengidap diabetes berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah. 

Di Asia Tenggara, terdapat 98 juta orang dewasa dengan diabetes di 11 negara anggota di wilayah regional Asia Tenggara pada 2014. Setengahnya bahkan tidak terdiagnosis dengan diabetes. Di tahun 2012, diabetes merupakan penyebab kematian ke delapan pada kedua jenis kelamin dan penyebab kematian kelima pada perempuan. 

Bagaimana dengan Indonesia? Di tahun 2015, Indonesia menempati urutan ke tujuh dunia untuk prevalensi penderita diabetes di dunia. Berturut-turut dari posisi pertama hingga ke enam adalah China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko. Sementara di Asia Tenggara, persentase kematian akibat diabetes di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua setelah Srilanka. 

Prevalensi orang dengan diabetes di Indonesia menunjukkan kecenderungan meningkat yakni dari 5,7 persen  (2007) menjadi 6,9 persen (2013). Dari dua per tiga orang dengan diabetes di Indonesia, tidak mengetahui dirinya memiliki diabetes dan berpotensi untuk mengakses layanan kesehatan dalam kondisi terlambat atau sudah dengan komplikasi. 

Inilah mengapa, penting untuk kita semua tahu bahwa diabetes mengincar siapa saja. Mungkin saya, orang sekitar, bahkan pembaca blog ini.

Diabetes tak Hanya Menyoal Kesehatan

jurus cerdik mencegah mengobati dan melawan diabetes

Oiya, menurut Dr Lili, diabetes bukanhanya masalah kesehatan, tapi juga secara ekonomi sangat berdampak pada keluarga, sistem jaminan kesehatan, hilangnya produktivitas, bahkan perekonomian negara. Berdasarkan data, dari tahun 2010-2013, kerugian global dari GDP karena diabetes estimasinya sekitar 1,7 triliun dolar Amerika. Waw, angka yang sangat fantastis ya.

Memang keluarga kami rasakan betul bagaimana pengaruh diabetes ini menggoyahkan ekonomi keluarga. Bagaimana Umi harus bolak-balik rumah sakit dan menelan biaya yang tidak sedikit. Juga almarhum ayah mertua yang harus cuci darah secara rutin. Keuangan keluarga terkuras bukan main dengan hutang disana sini.

Tak hanya keuangan, juga mempengaruhi psikis keluarga penderita. Dampaknya, ibu mertua menjadi trauma jika harus datang ke rumah sakit tempat di rawatnya almarhum ayah mertua. Ibu mertua memilih rumah sakit lain untuk berobat jika sakit.

cegah obati dan lawan diabetes


Tak salah memang, diabetes merupakan salah satu dari 5 penyakit tidak menular yang memiliki beban biaya rawat inap tinggi. 

Untuk itu, isu diabetes memang sangat penting untuk dikampanyekan. WHO bahkan menjadikan diabetes sebagai tema kampanye Hari Kesehatan Sedunia tahun 2016. WHO sendiri menyasar pengendalian pertumbuhan jumlah diabetes.

Pertanyaannya, mengapa angka penderita diabetes semakin meningkat?

Mengapa? Karena banyak dari kita tidak menyadari kalau menderita penyakit tidak menular, salah satunya diabetes. Dari seluruh penduduk yang sakit, sebanyak dua per tiganya tidak menyadari atau tidak tahu bahwa mereka menderita penyakit tersebut. 

Sama seperti keluarga kami yang tidak aware terhadap gejala penyakit. Kalau pun kami aware, kami terkadang malas memeriksakannya. Untuk itu, perlu upaya promotif dan penemuan dini dari berbagai pihak terhadap kasus diabetes.  

Selain karena tidak menyadari terkena diabetes, kita juga terkadang tidak menyadari faktor resiko perilaku penyebab diabetes. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 diketahui, mayoritas masyarakat masa kini hidup dengan gaya yang tidak sehat.

Sebanyak 36,3 persen penduduk di atas usia 15 tahun ialah perokok. Sekitar 93,5 persen penduduk di atas usia 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur. Selain itu, sebanyak 26,1 persen dan 4,6 persen penduduk kurang beraktivitas fisik dan mengonsumsi alkohol.

Lantas siapa yang beresiko terkena diabetes?

Faktor-faktor resiko diabetes tipe 2, pertama adalah riwayat keluarga. Jika kita memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 2, maka resiko mendapatkan diabetes meningkat. Kedua, usia terutama lebih dari 40 tahun. 

Usia berpengaruh karena berhubungan dengan aktivitas yang menurun, kehilangan massa otot dan peningkatan berat badan. Ketiga, kegemukan. Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki, semakin resisten sel terhadap insulin. Namun, seseorang yang tidak gemuk juga bisa terkena diabetes tipe dua. Ketiga, kurangnya aktivitas fisik dan diet yang tidak sehat. 

Selain itu, faktor resiko lainnya seperti memiliki tekanan darah tinggi atau tingkat lipid yang tinggi juga menempatkan seseorang pada resiko diabetes. Adapun faktor resiko diabetes gestational yang dialami perempuan hamil dan melahirkan dengan bayi  lebih dari 4 kilogram rentan terkena diabetes tipe 2 di masa depan.

Bagaimana mengetahui gejala diabetes?

Untuk diingat, diabetes tidak selalu menimbulkan gejala sampai gangguan ini pada tahap lanjut. Nah, beberapa gejala yang mengindikasikan seseorang menderita diabetes tipe 2 bisa dilihat pada gambar di bawah ini.


Sementara pada gejala diabetes tipe 1, lebih mendadak dan berat. Anak-anak dengan diabetes mengeluh kelelahan, kelemahan dan kadang-kadang mudah marah tanpa alasan yang jelas. Sejak dulu diabetes pada anak ini sebenarnya sudah ada, namun tidak terdeteksi dengan baik. Sehingga kejadiannya seperti fenomena gunung es. Terjadinya diabetes tipe 1 pada anak dan remaja dapat disebabkan karena faktor genetik (keturunan), auto-imun (kelainan sistem imunitas), pola hidup tidak bersih dan sehat seperti diet yang tidak sehat.

Cegah diabetes dengan CERDIK

Well, Dr Lili meminta kita untuk selalu mengingat kata CERDIK. Cerdik sendiri merupakan singkatan kata untuk mencegah penyakit tidak menular, salah satunya diabetes. Kata CERDIK ini harus selalu saya ingat juga nih.



1. Cek kesehatan secara berkala
Ceklah kesehatan secara berkala ya sahabat! Karena kita tidak tahu penyakit apa yang ada dalam diri kita. Mengecek kesehatan merupakan upaya untuk mendiagnosis secara dini misalnya dengan tes darah yang relatif lebih murah. Jangan lupa juga untuk mengecek tekanan darah, kolesterol dan sebagainya.

Saya dan teman-teman harus mengubah cara pandang mengenai kesehatan nih, yakni lebih baik mencegah dan mengetahui penyakit sejak dini daripada sudah mengalami komplikasi dan terlambat untuk diobati. Duh, jangan sampai deh ya.

2. Enyahkan asap rokok
Nah, sadar atau tidak, merokok merupakan gaya hidup tidak sehat. Meroko merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit tidak menular yang menyebabkan penyakit dan adiksi atau ketagihan. Selagi masih muda, yuk berusaha untuk menghentikan merokok.

3. Rajin beraktifitas fisik

Poin yang satu ini memang paling susah dilakukan nih *nunjuk diri. Padahal, menurut WHO, kurangnya aktivitas fisik adalah salah satu faktor resiko timbulnya penyakit seperti obesitas dan hiperlipidemia. Dr Lili menyarankan untuk berolahraga minimal 30 menit sehari. Untuk aktivitas fisik pada remaja hingga 65 tahun, juga melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit dalam semingggu atau setidaknya 75 menit aerobik berat dalam seminggu.

4. Diet yang baik dan seimbang
Maksud dari diet yang baik dan seimbang disini adalah diet dengan bahan makanan yang tidak mengandung pengawet, rendah lemak, gula, garam dan jangan lupa harus tinggi serat. Perbanyak buah-buahan dan sayuran agar kadar tekanan darah, gula darah dan kolestrol darah dapat ditekan. 

Menurut Dr Lili, upayakan untuk mengkonsumsi buah dan sayur minimal 5 porsi per hari, dan sedapat mungkin menekan konsumsi gula hingga maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari. Hindari pula makanan atau minuman manis dan berkarbonasi. 

Ternyata, diet bisa dilakukan sejak bayi dan anak-anak loh. Kata dr Lili, salah kaprah jika orang tua sangat senang jika anaknya gemuk dan banyak makan. Padahal, jika balita gemuk, akan ada resiko anak terkena obesitas sejak kecil dan beresiko diabetes di masa depan Untuk itu, diet sehat untuk bayi dan anak hendaknya dilakukan untuk mengurangi resiko obesitas di kemudian hari.

Rekomendasi diet sehat untuk bayi dan anak-anak adalah sama dengan untuk orang dewasa. Namun, perlu unsur penting seperti: bayi disusui secara ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan disusui hingga 2 tahun jika memungkinkan. Dari usia enam bulan, jangan lupa untuk melengkapi ASI dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

5. Istirahat yang cukup
Upayakan untuk istirahat cukup. Dengan beristirahat, kita merilekskan tubuh kita agar kembali segar menghadapi hari. Istirahatlah minimal 7-8 jam setiap harinya. Penelitian menyebutkan, orang-orang yang kurang tidur akan sering begadang. Akibatnya, banyak porsi makan selama begadang menjadikan kegemukan atau obesitas. 

6. Kelola stress. 
Kita juga harus pintar-pintar mengelola stres nih. Apa pasal? Karena stres membuat tekanan darah meningkat dan kadar gula meningkat. Bahkan, jika dalam kondisi stres, seseorang akan melampiaskan stres dengan banyak makan. Alhasil, menjadi kelebihan berat badan dan obesitas. 

Hal inilah yang sekarang dilakukan bibi saya, Bi Iip. Untuk menjaga gula darahnya, sebisa mungkin ia tidak stres saat menyelesaikan pekerjaan kantornya. Beliau juga mengusahakan untuk selalu beristirahat dengan cukup.

Untuk itu, ayo sahabat, kita sama-sama berusaha untuk berperilaku CERDIK. Hal ini kita lakukan untuk mencegah atau menjaga diri kita dari penyakit diabetes. 

Mengobati Diabetes

mengobati diabetes
Prof. Sidartawan yang ternyata humoris
Bagaimana kalau ternyata setelah diperiksa ke dokter kita menderita diabetes? Ada beberapa model pengobatan pada diabetes. Tujuan pengobatan diabetes untuk menjaga tingkat gula darah agar sebaik mungkin mendekati normal. Berbagai obat-obatan dapat digunakan untuk mengobati diabetes. Namun ingat, harus dengan resep dokter ya.

Selain menggunakan obat anti diabetes, obat injeksi juga dapat digunakan. Penderita diabetes tipe 1 wajib disuntik insulin. Sementara diabetes tipe 2, bisa dengan obat-obatan oral. Namun, jika tidak memadai bisa disuntuk insulin untuk mengontrol tingkat gula darah. Dalam hal ini, pengobatan tergantung pada jenis diabetes, komplikasi,faktor resiko lainnya. 

Untuk mengontrol kadar gula darah, bisa dilakukan tes glikasi hemoglobin. Menurut Prof. Sidartawan, tes  HbA1c secara akurat dapat menilai seberapa baik gula darah terkontrol selama 2-3 bulan. Bagi individu non-diabetes, tingkat HbA1c normal biasanya 5,5 persen. Pada penyandang diabetes, tingkat HbA1c di bawah 7 persen menunjukkan kontrol yang baik. 

Apa saja komplikasi dan akibat dari diabetes?

komplikasi diabetes

Komplikasi diabetes dapat berkembang secara bertahap. Ketika terlalu banyak gula di dalam aliran darah, ini mempengaruhi pembuluh darah, syaraf, mata, ginjal dan sistem kardiovaskular. Komplikasinya termasuk serangan jantung, stroke, infeksi kaki yang berat hingga mengakibatkan amputasi, gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual. 

Kabar baiknya, komplikasi dapat dicegah dengan minum obat secara teratur sesuai saran dokter, mengecek gula darah secara rutin dan medical check-up, memakan makanan sehat, memeriksa mata secara teratur, waspada jika ada infeksi dan gangguan kulit, dan memerhatikan semua rasa kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasidan luka pada bagian kaki.

dalam seminar cegah obati lawan diabetes Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. Sidartawan Soegondo Sp.PD, KEMD, FACE. memberikan penjelasan mengenai komplikasi diabetes

Mitos-mitos diabetes

Berkembang banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai penyakit diabetes. Nyatanya, belum tentu mitos itu sesuai dengan fakta ilmiah yang dilakukan tenaga kesehatan. Berikut ini ilustrasi mitos dan fakta diabetes yang berkembang di Indonesia.

mitos-mitos diabetes

Lawan Diabetes Sekarang juga

Diabetes dapat dilawan jika kita mengubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat. Dengan cara CERDIK di atas, kita bisa mencegah diabetes. Tak hanya individu, support dari masyarakat juga dibutuhkan. Masyarakat hendaknya memelihara lingkungan untuk aktivitas fisik dengan adanya akses olah raga, menciptakan kesadaran terhadap diabetes, komplikasi dan pencegahannya. Selain itu, masyarakat bisa mengidentifikasi dan mendukung promosi lawan diabetes dengan adanya 'penokohan' yang akan bicara mengenai hak-hak penyandang diabetes.

Pemerintah juga diminta untuk meningkatkan akses deteksi dini dan pengobatan diabetes dengan meningkatkan akses tes dan obat-obatan antidiabetes yang terjangkau, termasuk insulin. Selain itu,tentu saja  lebih menggencarkan promosi antidiabetes di berbagai lini.

Sementara untuk media khususnya kami para blogger, juga mempunyai peran penting dalam menyampaikan informasi mengenai diabetes dengan benar. Dengan adanya talkshow seperti ini, saya dan teman-teman jadi menyadari betapa pentingnya gaya hidup sehat dan mencegah penyakit diabetes dengan cara CERDIK. 


Bersama Sunlife menuju Indonesia #Lebihbaik

Sumber gambar: runhard.net

Saya sangat berterima kasih kepada Sun Life yang sudah aktif mempromosikan mengenai bahaya diabetes. Kampanye yang dilakukan Sun Life bahkan masuh tren top tweet dengan hastag #lawandiabetes Indonesia #lebih baik.

Dengan promosi seperti ini, kewaspadaan saya dan keluarga terhadap penyakit yang turun temurun di keluarga ini semakin meningkat. Kami sadar, bahwa kami harus hidup sehat tanpa kekurangan satu apapun. Tak hanya saya, juga masyarakat yang terdedah informasi mengenai bahaya diabetes.

Sun Life sendiri telah aktif selama 150 tahun di dunia dengan membantu nasabah mencapai kesejahteraan finansial. Sementara di Indonesia, sejak tahun 1995, Sun Life hadir dengan beragam macam produk proteksi dan manajemen kekayaan. Mulai dari asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, dan perencanaan hari tua, hingga adanya Sun Life Financial Syariah. 

Hadirnya Sun Life, selain dengan beragam produknya, juga tanggung jawab sosial perusaan yang konsisten membantu masyarakat. Program tanggung jawab sosial perusahaan yang diberi nama Sun Bright ini, Sun Life berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan.

Sejak 2006, Sun Bright telah membantu ribuan penduduk Indonesia yang kurang mampu agar mendapat kehidupan yang lebih layak. Di bidang pendidikan, Sun Bright menyediakan beasiswa dan fasilitas pendidikan yang lebih baik. Sun Bright juga aktif di bidang kemanusiaan seperti memberikan bantuan kepada korban bencana. Sukses selalu untuk Sun Life... :)

Untuk lebih jelasnya mengenai kiprah Sun Life di Indonesia bisa cek website-nya di www.sunlife.co.id, twitter: @sunlife_id, Facebook: Sun Life Financial Indonesia atau bisa langsung menghubungi Pusat Layanan Nasabah 1 500786 (1 500SUN) Fax (021)  2966 9806 dan email di sli_care@sunlife.com. 


Subscribe to receive free email updates:

19 Responses to "Jurus Cerdik Mencegah, Mengobati dan Melawan Diabetes"

  1. Salah satu pamanku ada yg kena diabet. Padahal gk ada di garis keturunan. Murni dr gaya hidup selama ini. :( aku suruh dia baca ini deh

    ReplyDelete
  2. Parno mbak saya dengan diabetes ini. Keluarga mama sama bapak saya, banyak yang diabetes. Jadinya, saya kudu menghindari banget pola makan yang banyak gulanya. CERDIK ini kudu banget saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tfs...

    ReplyDelete
  3. Ya ampun mbak, kalo tau ada seminar tentang diabetes tau gitu aku minta join. Mamaku diabetes sejak tahun 2007. Selama ini gak ada masalah, tapi yang kelihatan banget badannya yang jadi kurus :(

    Nah puncaknya kemarin habis lebaran Idul Fitri, tiba-tiba muncul luka seperti bisul tapi kok ditengahnya hitam. Awalnya dikira bisul biasa. Tapi kok nambah, jadi di 3 tempat. Aku langsung googling image luka diabetes. Dan benar ternyata kadar gula darah mamaku 500 lebih :(
    Langsung dikasih obat sama dokter, langsung turun ke 300 tapi obatnya bikin mual dan pusing katanya.
    Alhamdulillah lukanya sudah kering. Sekarang aku nyaranin mamaku food combining.
    Semoga bisa sembuh total.

    ReplyDelete
  4. Wah..wah emang sih pas mendengar kata diabetes langsung pikiran ke hal2 yag negatif yang berujung pada kematian. Soalnya beberapa kerabat mengalaminya, asli bikin down sekitarnya.

    Ya, ya pola makan dan hidup sehat yang semestinya kita lakukan hehhee meski kadang agak susah, semangat..semangat..
    Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan ya..

    ReplyDelete
  5. Mashaallah..
    Terimakasih infonya yaa, mba.

    Suami saya suka sekali minuman manis. Smoga dijauhkan dari sakit diabetes.

    Namun dgn tulisan mba,saya jadi terbuja memandang penyakit yg satu ini.

    ReplyDelete
  6. Terima kasih infonya, mbak. Mengingat semua penyakit ganas sekarang ini, memang sudah harus mau merubah pola makan dan pola hidup jadi lebih sehat.

    ReplyDelete
  7. Komplit banget mba, makasih infonya ya. Sepupuku ada yang meninggal karena diabet. Aku takut juga sih, karena tiap pagi mesti minum teh pakai gula. Tapi kalo aku tinggalkan, gula darahku ngedrop. Sejak kecil aku kurang gula karena gak doyan manis2.

    ReplyDelete
  8. Diabetes menurutku memang silet killer ya, mba. Keluarga besarku juga ada yg kena diabetes. Makasih tulisannya .

    ReplyDelete
  9. eh aku ikut kefoto :D

    ulasannya komplit + infografis cantik :)

    salam kenal mbak lingga

    ReplyDelete
  10. Lengkap banget Mbaaa, ijin save ya.
    Bapak mertuaku penderita diabetes. Sudah dua kali anfal. Dan sekarang harus suntik insulin tiap hari :(
    Makanya suamiku takut banget makan nasi dan minum manis. Super jarang minum macem teh, kopi atau syrup. ALways air putih. Semoga dilindungi dan nggak kena diabetes kaya bapaknya. Amin.

    ReplyDelete
  11. lengkap informasinya mba..makasih...

    aku juga mesti waspada penyakit ini ..coz ortu ku ada terkena diabes..kakak laki-laki ku juga..

    ReplyDelete
  12. diabetes gak bisa dipandang sepele ya, apalagi tiap tahun penderitanya kian bertambah

    ReplyDelete
  13. Ayah saya kena diabetes menahun kemudian gagal ginjal sampai meninggal. Penyakit ini memang kayak silent killer.

    ReplyDelete
  14. Tulisannya lengkap sekali, makasih ya sudah berbagi.
    Ngeri juga kalo kena diabetes ya, harus mulai jaga makan dan hidup sehat nih.

    ReplyDelete
  15. Sepertinya aku terlalu terpukau ilustrasinya sampai lupa komen >,<
    Yuk ah perbaiki pola hidup kita supaya terhindar dari PTM

    ReplyDelete
  16. mulai harus berhati-hati dan atur pola kesehatan dari makanan dan minuman ya Kak.
    Semoga yang terkena diabetes segera diangkat penyakitnya aamiin.

    ReplyDelete
  17. harus hati2 menjaga pola makan, diabetes ini penyakit yang paling banyak di derita saat ini ya mba.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)