Dunia Lingga

Ratu Sampah dari Semper Barat, Mengelola Sampah Jadi Berkah



Suara wanita berjilbab ini terdengar bersemangat. Meski hari itu, wanita bernama Endang Susanty Sylvia Rahayu, kelelahan selepas sosialisasi pengelolaan bank sampah. Bu Dirman, begitu ia kerap disapa oleh warga Semper Barat, Jakarta Utara. Ia dikenal sebagai Ratu Sampah dari Semper Barat. Ia sedikit terdiam, kemudian mengenang masa-masa mengenalkan bank sampah pada warga.

Di lingkungan kompleksnya RW 03, Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, warga banyak berprofesi sebagai tenaga kebersihan. Sayangnya, lingkungannya justru tak merepresentasikan kata bersih.

"Bapak-bapak disini banyak yang bekerja membersihkan sampah di tempat lain, sementara di tempat sendiri berantakan," kata Bu Endang kepada saya.

Bu Endang saat menimbang cacahan sampah. Sumber: Sylvia Liey FB

Melihat hal ini, ia tergelitik hatinya. Ia merasa, harus ada perubahan di lingkungannya itu. Harus ada yang memulai untuk memberikan solusi terhadap permasalahan sampah di tempatnya berada. Permasalahan sampah di Jakarta sendiri semakin kompleks. Dinas Kebersihan DKI Jakarta pada tahun 2016 mencatat, sekitar 7.000 ton volume sampah di Jakarta diangkut setiap harinya. Angka yang fantastis hanya untuk ukuran kota. 

Untuk itu, pengelolaan sampah jadi salah satu cara mengurangi volume sampah. Endang mengatakan, dengan mengelola sampah bisa menjadi berkah. Berkah bagi lingkungan, berkah bagi perekonomian. "Masa kalah sama pemulung, hanya dari mulung bisa jadi duit," kata wanita kelahiran Surabaya, 25 Februari ini.

Tak mudah memang mengubah cara pandang warganya untuk peduli lingkungan. Terlebih lagi, ia tak memiliki jabatan apapun di lingkungan tempatnya tinggal. Bukan pengurus RT, apalagi RW. Praktis, omongannya tak begitu didengar. 

Meski begitu, ia tak berhenti beraksi. Ia mengajak masyarakat yang peduli lingkungan untuk sama-sama mengelola sampah menjadi bernilai ekonomi. Ia mengelola bank sampah dengan biaya pribadi, mulai dari membeli karung, timbangan, buku tabungan dan keperluan lainnya. "Memang awalnya sulit menjawab pertanyaan warga mengenai apa itu bank sampah dan manfaatnya," kata dia.

Dengan niat mengubah cara pandang terhadap lingkungan dan juga perekonomian warga sekitarnya, program bank sampah terus ia jalankan. Ia meminta warga yang peduli untuk mengumpulkan sampah non organik yang kemudian bisa ditukar dengan sembako maupun modal. 

Mau menabung sampah dulu ah... Sumber: Banksampah Sanora

Dan syukurnya, bank sampah yang dinamai Bank Sampah Sanora (Sampah Non Organik) ini mulai berkembang, dari mulut ke mulut. Masyarakat pun satu demi satu menjadi nasabah Bank Sanora. Nasabah bank sampah Sanora mulai berkembang hingga mencapai 437 orang. 

Nasabah bisa menukarkan sampahnya dengan sembako ataupun modal dengan syarat tertentu. Misalnya, merupakan nasabah aktif dan harus menabung sekian persen untuk bisa diambil nantinya.

Patut dicermati bahwa bank sampah berbeda dari perajin sampah. Perbedaan paling mendasar keduanya adalah manajemen. Bank sampah pasti memiliki manajemen dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Bank sampah mengedukasi masyarakat untuk mencintai lingkungan dari rumah masing-masing.


Sementara perajin sampah, sebagian besar hanya membeli bahan baku dari pengepul, bukan dari masyarakat. Perajin hanya membutuhkan bahan baku kemudian memperpanjang usia sampah menjadi barang berharga. Sayangnya, tidak ada pemberdayaan ke masyarakat secara langsung. 

"Bank sampah mengatur pengumpulan sampah yang mirip dengan cara bank konvensional mengumpulkan dana dari nasabah. Warga bisa menabung sampah yang kemudian ditukar dengan sembako atau modal," kata Endang.

Proses pemilahan sampah
Proses pencacahan sampah dengan mesin bantuan PT Astra Internasional Tbk


KETIKA HARAPAN ITU DATANG

Nasabah semakin banyak, ini berarti, kebutuhan akan tenaga kerja dan alat semakin meningkat. Kegigihan Endang mengelola sampah di lingkungannya mengundang perhatian PT Astra Internasional Tbk. CSR Astra masuk di tahun 2013 guna meningkatkan kinerja bank sampah Sanora.

Bantuan berupa mesin pencacah dari Astra meningkatkan kinerja bank sampah. Astra terus memantau penggunaan mesin pencacah itu selama tiga bulan. Apakah mesin bisa menghasilkan apa yang diharapkan atau tidak. Karena dinilai memuaskan, nasabah pun berdatangan dari grup Astra, mulai dari Komatsu, Daihatsu dan grup Astra lainnya. Alhasil, Bank sampah ini kini memiliki pendapatan Rp 10-15 juta setiap bulannya. 

"Setelah mereka memantau dan tahu kegiatan kita, Grup Astra membawa sampah-sampah non organik ke tempat ini. Kita action aja terus," kata wanita yang memiliki tiga anak ini. 

Sumber: aspirasi rakyat

CSR Astra ini bisa dibilang holistik. Astra juga memberikan pelatihan terhadap masyarakat mengenai pengelolaan bank sampah. Kini, sudah ada enam karyawan yang membantu operasional bank sampah. Sebagian besar adalah warga asli Semper Barat.

Salah satu karyawan yang juga awalnya nasabah bank sampah, Dasih (42 tahun) mengatakan, bank sampah ini memberi banyak manfaat untuknya. Bukan hanya bisa meminjam modal atau menukar sembako, bank sampah juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan. "Kita jadi ada kegiatan ya, membuat produk daur ulang, kan bisa dijual juga," kata Dasih kepada saya.

Pelatihan kewirausahaan

Meski baru bergabung, Dasih merasakan betul manfaat adanya bank sampah ini. Meski lingkungan rumah kini sudah ada petugas kebersihan, masyarakat jadi lebih peduli akan sampah.

"Kadang kalau dijalanan ada sampah kita ambil, lalu dikumpulkan dan ditukar ke bank sampah," kata Dasih yang kini bertugas memilah sampah bahkan menjaga koperasi di Bank Sampah Sanora.

Ia berharap, bank sampah Sanora semakin berkembang dan daerah-daerah lain juga memiliki bank sampah yang aktif. Dengan begitu, semua orang akan memiliki kepedulian yang lebih terhadap lingkungan. 

Astra juga meminta Bank Sampah Sanora untuk melakukan pendampingan terhadap bank-bank sampah lain selama tiga bulan. Rewardnya, bank sampah Sanora bisa mengambil sampah dari bank sampah rintisan tersebut. Karena, bank sampah tersebut belum sampai tahap memasarkan. 

Mengikuti kegiatan Astra


Endang mengatakan Astra juga melakukan CSR keberlanjutan dengan mengadakan penghijauan atau penyediaan pohon-pohon.  Grup Astra juga kerap memberikan pelatihan kewirausahaan dalam pengelolaan sampah menjadi daur ulang atau pelatihan entrepreneurship lainnya.


Setiap per tiga bulannya, ada pertemuan nasabah, misalnya mengubah kantong kresek yang hanya bernilai 200 Rupiah, bisa menjadi Rp 10.000 karena dijadikan kerajinan seperti bunga hias. Pembinaan seperti ini, kata Endang, tentu sangat berguna bagi masyarakat. Harapannya, pelatihan dan pembinaan seperti ini lebih sering dilakukan.  "Kita yang nggak tahu bisnis, jadi tahu bagaimana caranya berbisnis," ungkap Endang.

Menurut catatan dalam “Laporan Keberlanjutan Astra International 2014”, bank sampah ini telah memiliki lebih dari 700 nasabah dan mampu mengolah 2.000 kilogram sampah plastik setiap bulannya.


MENGGERAKKAN MASYARAKAT PEDULI SAMPAH

Endang menyebut, warga di lingkungannya adalah masyarakat menengah bawah. Mereka rata-rata bekerja sebagai pengemudi, pensiunan PNS dan tenaga harian lepas. 

Bank sampah yang awalnya dianggap sebelah mata, mulai jadi jembatan menambah pundi-pundi ekonomi warga. Sampah yang awalnya menjijikan, menjadi suatu kebutuhan. Per bulan, rata-rata sampah non organik setiap kepala keluarga 5-10 kilogram. 

Tukar sampah jadi berkah. Sumber: Banksampah Sanora
Tapi warganya, dalam sekali penimbangan sampah bisa mencapai 10 kilogram. Dan itu tidak hanya satu kali penimbangan setiap bulannya. Bisa 2-3 kali penimbangan tiap bulan. Setiap kilogramnya dihargai Rp5.400-10.000, tergantung jenis plastik tersebut. Untuk botol air mineral dihargai Rp 6.100, botol biru Rp 5.400 dan air dalam kemasan gelas plastik Rp 10.400. 

Nilai yang lumayan untuk ditukarkan dengan sembako ataupun modal. Penukaran sembako maupun modal dilakukan di koperasi simpan pinjam maupun koperasi sembako yang juga didirikan di Bank Sampah Sanora.

Nasabah paling banyak berasal dari RW 4 dan RW 5 Samper Barat, juga dari Kelurahan Sukapura. Tak lupa pula, kiriman sampah non organik dari Grup Astra yang menambah kinerja Bank Sampah Sanora.

Transformasi cara pandang masyarakat Samper Barat pun berubah. Kini, sampah adalah bernilai ekonomi. Bahkan, seorang kuli cuci yang saya lupa namanya, kerap memulung sampah selama perjalanan ke rumah majikan. Di rumah majikannya pun, ia meminta sampah non organik yang tersedia untuk dibawa pulang. Tentu akan dia tabungkan di bank sampah Sanora."Beberapa warga sengaja memungut sampah di jalan untuk ditabungkan nantinya,"kata Endang.

Tentu hal ini juga sangat berdampak baik terhadap lingkungan. Sampah-sampah di jalanan berkurang. Alhasil, kebersihan lingkungan meningkat. 

Tantangan justru datang dari masyarakat menengah atas yang tak peduli terhadap lingkungan. Endang bertutur, masyarakat menengah atas tak merasa bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah karena sudah membayar retribusi sampah. Kesadaran justru datang di masyarakat menengah bawah untuk mengelola sampah dan menjaga lingkungan.

"Tantangan lebih besar kini menyadarkan semua lapisan masyarakat untuk peduli lingkungan," kata Endang yang sudah bergerak di bidang lingkungan sejak tahun 2010. 

TERUS BERBUAT

Masyarakat Semper Barat terus berbuat dan berbenah. Alhasil, sinergi Bank Sampah Sanora dengan Astra berbuah manis. Disertai sosialisasi dari pemerintah dan Astra juga tentunya dari masyarakat, bank sampah ini kerap mendapat penghargaan baik dari kementerian UKM, provinsi DKI dan lain-lain.

Bahkan, Bank Sampah Sanora kini menjadi salah satu model Bank Sampah yang ideal di Jakarta. Banyak tempat pengelolaan Bank Sampah dari seluruh Indonesia melakukan studi banding ke Bank Sampah Sanora. Bahkan, beberapa kali dikunjungi oleh pemerhati 3R dari luar negeri. 

Studi banding ke bank sampah Sanora

Banyak mimpi yang dirangkai oleh Endang terkait Bank Sampah ini. Ia ingin, lebih banyak lagi bank sampah hadir di setiap daerah. Target selanjutnya Bank Sampah Sanora adalah Kalpataru. Ia juga ingin Bank Sampah lebih berkembang lagi, baik peningkatan secara kualitas ekonomi dan lingkungan masyarakat.

Yang paling penting dari semua adalah, tak perlulah koar-koar cinta lingkungan, namun rumah sendiri tak mencerminkan hal itu. Mulailah mencintai lingkungan dari rumah sendiri, dengan memilah sampah.

"Yang penting kita terus berbuat. Gak perlulah demo cinta lingkungan, koar-koar, tapi dalam rumah sendiri sampah tidak dikelola dengan baik,"kata dia. 

TAK SEKADAR BANK SAMPAH 
  
Bagi Astra, kegiatan bisnis tidak terlepas dari lingkungan dan masyarakat sekitar. Laporan Keberlanjutan Astra International 2015 menyatakan, dimanapun Astra berada, harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Perusahaan tidak hanya harus menguntungkan, tetapi juga harus berkelanjutan sejalan dengan filosofi Catur Dharma. 

Ditulis dalam laporan tersebut, Astra secara konsisten menjalankan Strategic 3P-Roadmap, yakni Portfolio, People, dan Public Contribution Roadmap. Komitmen Astra untuk kelestarian lingkungan dan kegiatan filantrofi sosial masuk ke dalam Public Contribution Roadmap. Public Contribution ini dijabarkan dalam pelaksanaan Astra Green Company dan Astra Friendly Company. 




Chief of Corporate Communication, Social Responsibility, and Security Astra International, Pongki Pamungkas, mengatakan, banyak program lingkungan yang dilakukan Astra, baik dalam dan luar perusahaan. Mulai dari pengelolaan limbah, pengelolaan dampak lingkungan, bank sampah, penanaman pohon dan masih banyak lainnya.

Selain program-program tersebut, Astra memiliki program lain yang berkaitan dengan lingkungan yang dijalankan Astra, baik yang dilakukan dalam internal perusahaan maupun yang melibatkan pihak lain, seperti komunitas dan masyarakat suatu wilayah. 


Kegiatan tersebut mulai dari pengelolaan dampak lingkungan, pengelolaan limbah yang efektif, kampanye tentang gaya hidup ramah lingkungan, memberikan beragam penghargaan (awards), sampai menanam pohon dan mangrove. 

Presiden Komisaris PT Astra International Tbk, Budi Setiadharma dalam laporan tersebut mengatakan, di bidang tanggung jawab sosial perusahaan, Astra telah melaksanakan program CSR dengan konsisten yang berfokus pada pendidikan, lingkungan, Income Generating Activity dan kesehatan.

Meskipun tantangan bisnis global terkini menuntut efisiensi di segala lini, hal ini tidak menyebabkan pelaksanaan CSR menjadi surut. Komitmen Astra dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial terlihat dari besarnya sumber daya dan cakupan kegiatan yang dikerahkan selama lebih dari empat dekade terakhir.

"Dalam aktivitas bisnisnya, program CSR secara rutin dijalankan baik oleh anak perusahaan secara langsung, maupun melalui sembilan yayasan yang dikelola secara khusus untuk mengelola kontribusi sosial dan bisnis,"katanya dalam laporan tersebut. 

Selamat ulang tahun ASTRA yang ke 60, semoga tetap menginspirasi. Semangat Astra Terpadu UNTUK INDONESIA.


*Tulisan ini disertakan dalam lomba Anugerah Pewarta Astra 2016

Subscribe to receive free email updates:

41 Responses to "Ratu Sampah dari Semper Barat, Mengelola Sampah Jadi Berkah"

  1. Hmm..bener apa kata Endang,ga perlu koar2 demo lingkunganya, lihat dl lingkungan sendiri, mulai dari rumah..
    *ketampar deh..

    Iya niy didaerahku aja sampah masih numpuk hiks, pintu masuk komplek bau sampah bgt.
    Moga banyak masy yg peduli akan bank sampah ya.

    Oiya selamat ultah Astra ya..

    ReplyDelete
  2. semoga makin banyak ya mba orang2 yang peduli dan inovatif supaya bisa memberdayakan lebih banyak masyarakat.

    ReplyDelete
  3. Ada lho yang bisa berangkat ke tanah suci hasil nabung di Bank Sampah

    ReplyDelete
  4. Pernah masuk tv nih kayaknya, keren banget ya idenya tentang bank sampah. Di Malang juga ada seingetku program bank sampah, tapi imbalannya dapet pengobatan gratis.

    ReplyDelete
  5. kagum pada perempuan pelopor seperti ini... good luck, ya Mbak :)

    ReplyDelete
  6. Asik ya kalau pengelolaan sampahnya bisa menjadi berkah seperti ini, mba :)

    ReplyDelete
  7. Luar biasa mbak! salut..perduli dengan alam berbuah manis, bisa jadi income dan membuka lapangan pekerjaan buat orang lain.

    ReplyDelete
  8. Jadi keinget di kampung ibuku di Surabaya, kalau minggu pagi ibu2 kumpul di lapangan belakang rumah milah2 sampah :D

    ReplyDelete
  9. Jadi terinspirasi, pengen main ke bank Sanora dan belajar mengelola bank sampahnya. Kampungku perlu ini kayanya. Sampah di mana- mana :(

    ReplyDelete
  10. salut dengan kegiatan yang dilakukan bu Dirman

    ReplyDelete
  11. Fantastis!
    Negeri ini butuh banyak pelopor lingkungan seperti bu Endang. Salut dgn sepak terjang dan kegigihannya. Semoga istiqomah.

    Good luck for the competition.
    TFS mbak Lingga.

    ReplyDelete
  12. Saluut bangeet sama Bu Endang 😁😊 duta peduli sampah dan lingkungan sekitar. Ditengah era yg makin modern dan banyak org yg apatis, masih ada sosok tangguh yg peduli pada lingkungan sekitar sperti bu endang. Salut juga buat astra atas konsistensi kepedulian trhadap lingkungan melalui program" nya 😁

    Thank you for sharing mbak lingga. . Salam kenal 😁

    ReplyDelete
  13. Aih, pengen dech ada bank sampah di sekitar tempat tinggal. Di Cianjur selatan, tidak ada tempat pembuangan sampah. Semua sampah dibuang ke sungai. Ada TPA jauh, 3 jam kendaraan ke Pasir Sembung di Cilaku, Cianjur kota

    Duh, saya gregetan kalau lihat sampah plastik dan botol numpuk di sungai samping rumah. Mau bergerak, rasanya susah karena gak punya ilmunya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga gereget kalau lihat orang buang sampah sembarangan

      Delete
  14. Ah akhirnya berhasil komen, kemarin internetku ga ok jadi hang kayanya .. Ok banget artikelnya, selalu kagum sama ibu yang do something ya, jadi bagian dari solusi ... thumbs up banget :)

    ReplyDelete
  15. Terbayang bersihnya lingkungan kita dan terbantunya perekonomian masyarakat, jika banyak bank sampah ya...Semoga bisa diterapkan di seluruh pelosok tanah air.
    Salut dengan Bu Endang, bisa memberdayakan lingkungan sekitarnya.

    ReplyDelete
  16. boleh ditiru idenya mba karena soal sampah klo gk diatasi secara cepat dan tepat dr skrg, nanti kita bakal akan repot dan byk masalah

    ReplyDelete
  17. mulai dari hal yang terkecil di skitar kita dulu ya mbak, siip. Oya di perumahanku sini juga digiatkan Bank Sampah juga

    ReplyDelete
  18. Bank sampah memang inovasi keren! Semoga makin banyak dan berkembang sehingga sampah bisa terkelola dengan baik dan bisa memberikan manfaat lebih bagi sekitar

    ReplyDelete
  19. Satu hari sampah yang dihasilkan Jakarta 7000 ton?? Berarti 7000.000 kilo? Oh myyyy..
    Coba itu duit ya Mba, ckckck.
    Salut dengan warga seperti Bu Dirman ini. Dan salut juga untuk Astra yang memberikan perhatian yang begitu besar.

    ReplyDelete
  20. Terus terang aku sangat terprovokasi dengan judulnya. Ratu Sampah!
    Hmmm... ternyata benar, artikel luar biasa!

    Semoga lebih banyak lagi perusahaan yang berkontribusi seperti Astra ini.

    ReplyDelete
  21. Inspiratif sekali, membuat masyarakat menjadi lebih lebih sejahtera dan lebih perduli dengan linkungan. Semoga semakin banyak Ibu Endang lainya yang peduli akan lingkungan seperti ini

    ReplyDelete
  22. bagus juga ya kalau ada bank sampah .... lingkungan kan jadi bersih

    ReplyDelete
  23. Sharingnya bermanfaat banget Mbk, terima kasih ya. Ikutan mau nyoba jadi duta sampah :) eh yang menjaga lingkungan

    ReplyDelete
  24. Sangat menginspirasi mbak..Kalau saya mengolah sampah sendiri, dijadiin kerajinan. :D

    ReplyDelete
  25. Semoga makin banyak orang yang peduli untuk menjaga lingkungan. Aminn..

    ReplyDelete

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)