Dunia Lingga

makan gratis ala mahasiswa [part 1]

Konon kalau S1 tuh hanya untuk mengasah pola pikir kita, benarkah? ternyata memang benar, aku alami sendiri. Menjadi mahasiswi S1, bahkan masih semester 5 (menuju semester 6 sihh), rasanya sudah pantas menjelajahi pengalaman, pengamatan sehari-hari. Tetapi banyak dari kita yang menghabiskan liburan di tempat-tempat yang penuh dengan cakar kapitalisme (mungkin termasuk aku). Entah itu ke mall, ke tempat hiburan dan lain-lain. terkadang saya lupa dari mana saya berasal.

Hal ini yang melatarbelakangi saya dan kawan-kawan untuk mengenal realita masyarakat lebih dalam. Berawal dari ide Elhaq, teman satu angkatan saya yang ingin magang di suatu tempat. Akhirnya keinginannya itu terealisasikan, kami -berempat, saya, elhaq, mariam, thika- mahasiswa KPM 43 IPB magang selama dua minggu di BKPP Sukabumi (Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan). Awalnya kami mengira akan diberi job description di kantor tersebut, pengalaman dari teman-teman yang pernah magang sebelumnya, jadi tukang fotokopi, dikacangin di kantor, didiemin, malah numpang foto-foto di sana (heuuheu..sori kalo ada yang tersinggung). Ternyata eh teryata...sambutan yang begitu hangat terasa dari pihak BKPP dan tahukah teman, kami di tempatkan di medan...di lapang...langsung menghadapi masyarakat, langsung menghadapi para petani.

Kocar-kacir kalang kabut, ilmu yang diberikan selama kuliah serasa tak pernah menempel di kepala. benar sekali lagi, S1 minim praktik...hanya mengasah pola pikir. Sampai di sana, kita jadi orang yang belajar dari masyarakat, benar-benar belajar dari masyarakat.

Kami bertemu Pak Ujang, ketua kelompok tani sekaligus ketua gapoktan (gabungan kelompok tani) di desa keponpedes, sukaraja, sukabumi. Pak Ujang benar-benar membuka cakrawala saya mengenai pertanian, mulai dari menanam padi sampai organisasi petani di daerah tersebut. Betapa Pak Ujang sungguh lancar berbicara, pengetahuannya luas, membuat saya semakin kagum. Ternyata tahukah kawan...?? Beliau lulusan geodesi ITB...Ya Allah...aku tak menyangka, beliau seorang sarjana...petani sederhana dengan pemikiran brilian di kepalanya.

Betapa program-program yang dilaksanakan dengan runut ia jelaskan, ia susun sedemikian rupa. Betapa begitu terkesimanya saya melihat tulisan di seberang rumahnya "SAUNG MEETING"...tempat para petani sharing, mengemukakan masalah, hingga memecahkan masalah hingga mengevaluasi hasil. teknik PRA, FGD yang mungkin sudah sering kami dengar di kuliah, sungguh terasa gaungnya pada pertemuan kali itu. Saya benar-benar melihat hal real yang selalu di bahas ulang di kuliah.

Setelah sharing dengan petani-petani di sana...tak disangka hal yang paling saya dan teman-teman tunggu (karena cacing-cacing di perut ngedrum keras banget), makanan muncul. Ada apakah di sana? saya absen satu-satu:
1)nasi hangat
2)ikan asin
3)sambal terasi nikmat
4)lalab
5)goreng ayam
6)dodol tomat (desertnya nih)
7)lupa (nanti disebutin di part II)

Menurut salah satu penyuluh di sana, jangan takut gak bisa makan, di sini makan gampang, jadi penyuluh enak banget, setiap menyuluh ke suatu tempat, makanan lebai udah di ampar di lantai beralaskan tikar, makan di saung, dengan angin sepoi-sepoi khas pedesaan, mata memandang pepadian hijau...wuih...nikmat abis...)


setelah itu saya 'agak' sedikit tersadar, ternyata, jadi penyuluh boleh juga. Mungkin banyak orang lebih memilih bekerja di kantoran, di depan laptop atau komputer terus menerus, ini beda, beda, kawan...sudah saya coba...seru...! akhirnya terbersit ide...apa gue jadi penyuluh aja yaa...(nti ancur lagi para petaninya)


nantikan resep dapat makanan gratis plus nikmat part II (dah ngantuk soalnya)

jumat, 13 febuari 09

cibolang, cisaat, sukabumi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "makan gratis ala mahasiswa [part 1]"

Post a Comment

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)