Dunia Lingga

Cerita Toilet Training Arfa


Assalamualaikum sahabat,

Cuaca dingin dan musim hujan begini bawaannya pengen kelonan. Ya gak sih? Sama anak loh sama anaak..haha. Intensitas kelonan sama Arfa yang meningkat, berbanding lurus dengan intensitas si bocah pipis. Ya, ini karena Arfa tidak banyak beraktivitas di luar rumah. Otomatis keringat yang harusnya keluar, jadi beralih ke pipis. Eh, bener gak konsep ini yah? Ngarang abis, hahaa.

Belum ada beberapa jam, diapers sudah penuh. Ini juga artinya, anggaran untuk popok semakin melambung. Artinya, anggaran ke salon disunat dan dikebiri. Halaah..

Melihat hal ini, akhirnya saya ingin melatih Arfa untuk bisa ke kamar mandi sendiri. Tanpa harus menggunakan diapers lagi. Umur Arfa pun dirasa sudah sangat matang untuk saya latih ke toilet setiap ingin pipis atau buang air besar.

Umur Arfa sekarang 2 tahun. Mungkin agak telat toilet training sekarang. Kenapa baru sekarang? Toilet training dilakukan jika anak sudah siap baik fisik maupun secara emosional. Sementara Arfa, baru memperlihatkan kesiapan fisik dan emosionalnya saat usia 2 tahun.

Tanda-tanda kesiapan fisik bisa dilihat dari bagaimana Arfa dapat mengontrol keinginan untuk pipis dan BAB. Untuk kesiapan fisik sih sebenarnya sudah bisa saat usianya setahun. Misalnya, memperlihatkan ekspresi saat menahan pipis dan BAB, juga tidak BAB di popok saat malam hari. 

Nah, yang sulit membangun kesiapan emosional Arfa yang membutuhkan waktu cukup lama. Jika sudah siap secara emosional, Arfa harusnya memberitahu saya ketika popoknya kotor dan minta diganti. Juga memberitahu saya apabila Arfa ingin ke kamar kecil.

Nyatanya, membangun kesiapan emosional memang tak mudah. Di usia satu tahun baru mempunyai sedikit kosa kata. Manggil ibunya pun Arfa nggak bisa..hahaa..sedih Bubu naak. Kata pertamanya adalah Bapak. Saya dipanggil Bubu karena Arfa tak bisa memanggil kata ibu.

Saya tidak tahu kapan dia ingin pipis karena bilang kata pipis pun belum bisa. Nah, di usia 2 tahun ini, kosa katanya sudah banyak. Bahkan kadang mengoceh tanpa henti. Saat inilah dirasa waktu yang tepat melatih Arfa ke kamar kecil sendiri.

Sebenarnya saya sudah beberapa kali melakukan percobaan toilet training, tapi selalu gagal. Gagal karena saya tidak telaten dan angin anginan. Lepas popok setengah hari, kemudian balik lagi pakai popok. Khawatir najislah, khawatir ribetlah.

Nah, untuk toilet training Arfa kali ini, saya berniat agar tidak gagal lagi. Tips toilet training kali ini, pertama, saya selalu memberi woro-woro atau nasihat agar Arfa memberitahu saya jika ingin pipis atau BAB.

"Nak..kalau mau pipis atau ee bilang Bubu ya.."

"Arfa sayang, Arfa kan udah besar, pipis dan ee kaya Bubu kayak Bapak ya di kamar mandi"

Si bocah sih mengangguk-angguk keliatan mengerti apa yang dibilang emaknya. Saya selalu mengulang-ulang kalimat tersebut sebelum memulai toilet training.

Kedua, zaman sekarang anak lebih percaya handphone dibanding orang tuanya. Ya ga papa sih kalau handphone buat hal-hal edukasi. Nah, saya sengaja mengunduh video edukasi animasi toilet training, edukasi menyikat gigi hingga mandi mandiri. Lengkap deh di youtube tinggal searching, hehe. Saya perlihatkan Arfa video tersebut lengkap dengan nyanyian-nyanyian yang mengedukasi. Entah si bocah ngerti karena dalam bahasa Inggris, hahaak



Ketiga, harus telaten dan sabar. Ibu harus selalu mengajak anak 2 jam sekali ke toilet untuk membiasakannya. Nah, yang ketiga ini nih biasanya jadi hal yang berat buat saya. Kadang suka lupa kalau Arfa lagi toilet training dan tidak pakai popok.

Keempat, pakai alat bantu toilet training semisal training pants dan potty seat. Kalau Arfa cuma punya 2 training pants karena harganya lumayan agak mahal dibandingkan celana dalam. Kelebihan training pants adalah si pipis gak akan berceceran kemana-mana, namun anak merasa nggak nyaman karena merasa basah. Potty toilet sebagai alat bantu jika di kamar mandi hanya tersedia wc duduk. Banyak jenis potty seat di pasaran, mulai dari travell potty hingga potty beraneka warna-warni. 

Arfa pakai potty seat yang seperti ini, fleksibel dan murmer hehe

Hari 1
Di pagi hari setelah bangun tidur. Yaelaah saya lupa ngajak dia ke toilet. Pipisnya sudah bochoor membentuk pulau penuh cinta di kasur. Pulau ompol sebagai tanda cinta Arfa untuk Bubu ya..

Di hari pertama ini, 2 jam sekali saya ajak dia ke toilet biar pipis. Tapiiii..si bocah nggak mau pipis di toilet dan nggak mau keluar tuh pipis.  Semacam nggak mau pisah sama diapers yang menemaninya selama 2 tahun ini kayaknya. Pipis di toilet semacam pembangkangan terhadap norma-norma pipis dan ee yang selama ini dia jalani bersama diapers.

So, hari pertama ini hasilnya zooonk buat toilet training Arfa.

Hari ke-2
Meski di hari pertama zonk, harus tetap telaten *pasangikatkepala. Dan di hari kedua, hasilnya pun sama. Ngga mau pipis di toilet. ZOOONK

"Gak au..gak au,"katanya kepada saya. Dan seketika itu weeeerrrr..bochoor di lantai ruang tamu. Aaaakkkk...sabaar..sabarr..

Hari ke-3
Tantangan toilet training semakin berat ketika harus menghadapi hari dimana Arfa mengeluarkan bebauan yang nyata dan merata. Jadwal BAB Arfa sekitar 2 hari sekali dan inilaah harinya. Aahh..deg-degan sekali rasanya.

Wah, benar saja, si anak sudah standby di pojok pintu buat BAB. Entah kenapa Arfa selalu mencari spot pojokan saat proses menggelikan itu. Rada-rada mirip kucing liar yang sembunyi-sembunyi mencari tempat membuang hajat di pekarangan rumah, siauul. Mukanya sudah memperlihatkan tanda-tanda ingin ngeden. Inilah saat dimana diapers saya rindukan.

Saya langsung membawanya ke kamar mandi dan seketika itu juga dia nggak mau BAB. Tak ada secuilpun yang keluar ketika saya dudukkan di potty seat. Aihh, masuk lagi ya nak..haha. 

BAB nggak keluar tapi selalu minta dicuci. Berkali-kali sampai Bubunya berkali-kali menghela napas. "Uci agii Bu..Ucii agi buu" (cuci lagi bu cuci lagi bu). *bilang aja mau main air naak...

Dan ketika sudah di cuci dan sudah pakai celana, eng ing eeng..dia malah BAB di celana. Hahaa..luar biasa kamu nak..sebegitu nggak mau pisahnya ya dari BAB di celana.

Hari ke-4
Saya tak bosan-bosan untuk selalu bilang padanya kalau ingin pipis dan BAB ke kamar mandi. Saya juga selalu menanyakan apa dia ingin pipis. Eh, ya Allah..hari ini Arfa bilang ingin pipis. Gembira bangeet saya. "Bu..mau pipis buu..mauu pipis Apaa.."katanya pada saya. Langsung saya lihat dan segera bawa Arfa ke toilet. EH ternyata, celana sudah basah oleh pipisnya. Hayyaah...lumayan ya naak, kemajuan sudah mau bilang..

Hari ke-5
Hari kelima, Arfa semakin mengerti dan bilang jika mau pipis. Hanya saja ya terkadang telat bilangnya karena celana sudah basah duluan. Well, gak papa ya namanya juga belajar beradaptasi ke norma-norma baru ya Fa..hihii

Hari ke-6
Yess..sekarang sudah nggak pakai boccooor kalau mau pipis. Saya selalu memuji dia jika sudah berhasil pipis dengan benar. Sementara untuk BAB, haah..masih jauh panggang daripada api..

Hari ke-7
Toilet trainingnya lumayan cukup lancar. Dan kini BAB sudah mau diajak ke potty seat-nya namun seringkali nggak keluar. Hari-hari selanjutnya, akhirnya Arfa berani BAB di potty seatnya. Bahkan dia bilang, "Bu tuuh buu..iyaat buu.."saat bunyi pluung BAB-nya, hahaa..

Hingga saat ini, Arfa sudah tidak pipis dan BAB di celana. Arfa sudah paham bahwa pipis dan BAB harus di kamar mandi. Meski begitu, saya tidak melakukan toilet training saat malam. Saya masih memakaikannya popok saat malam karena belum tega membangunkan dia untuk sekadar pipis. 

Ya memang semua harus dilakukan secara perlahan dan penuh kesabaran. Hari ini mungkin dia mau mengikuti semua proses toilet training, namun hal itu bisa saja berbeda pada keesokan harinya. Intinya, jangan memaksa jika memang anak tidak mau melakukannya. Bersabarlah hingga anak benar-benar terbiasa tanpa popoknya.Yang terpenting adalah, selalu memujinya jika dia melakukan hal yang baik. Yuk ah Fa, kelonan lagi..

Berikut ini untuk lebih jelasnya tahapan toilet training yang disarikan tabloid Nakita

toilet training

toilet training

toilet training

toilet training

toilet training


Subscribe to receive free email updates:

16 Responses to "Cerita Toilet Training Arfa"

  1. Arfa hebaaat. Sid mulai aku ajarin ngomong pipis dan pup. Yang ada dia suka mengulang-ulang kata itu, dikira mainan.

    ReplyDelete
  2. Hahaha lucu banget yaa dan harus penuh kesabaran untuk melatih anak. Ga sekejap langsung bisa tuh.
    Semangat..semangat.. Arfa !! Lucu banget sih dek :)

    ReplyDelete
  3. Ada banyak ya tahapan untuk toilet training mba. Ortu harus telaten ya untuk mendidik agar anak bisa berhasil. Hihiii

    ReplyDelete
  4. Aaaah si Arfa cute banget.
    Kalo anakku yg laki-laki umur 2 th sudah bisa pipis di kamar mandi, yang cewek umur 4 tahunan baru bisa. Tiap anak memang beda-beda ya :)

    ReplyDelete
  5. Kalau anak laki-laki lebih cepay dan mudah toilet training dibandingkan anak perempuan ya mba.

    ReplyDelete
  6. Arfa pinter yaa mbaa dan bubu nyaa sabarr bangett hehehe

    ReplyDelete
  7. Arfa lucu dan pintar :), mamanya juga nih kreatif, diputerin video2 edukasi.

    ReplyDelete
  8. Makasih mba.. Saya bookmark nih.
    Hasna sudah 2.5tahun lebih dikit belum berhasil TT karena emaknya jg kadang kurang sabar.. Kalau pas pergi masih dipakein pospak 🙈🙈🙈

    ReplyDelete
  9. Asikkkk Arfa pinter yakkk toilet trainingnya ^_^

    ReplyDelete
  10. memang harus sabar ya mbak melatih anak toilet training, ponakan ku juga begitu awalnya lama kelamaan dia sudah bisa buang air kecil ke toilet ngajakin mamanya, nggak pakai popok lagi

    ReplyDelete
  11. Waaa... sukses toilet trainingnya.....
    Pasti bangga banget ya.
    Saya sudah melewati semua fase itu, alhamdulillah.. meski kadang pengen punya pengalaman lagi yg serupa. hahaha.... ups.... becanda ya Allah...

    ReplyDelete
  12. Ranu udh 1 th 2 bln skrg, dab blm bisa manggil ibu juga. Hehe. Blm aku mulai jg toilet trainingnya. Mgkin nanti umur 2 tahun seperti mamas dan kakaknya dulu. Nakasih sharingnya mba.

    ReplyDelete
  13. Akhirnya sukses juga yaa
    Konsisten memang penting sih.
    Aku juga masih ngajarin toilet training tuh ke Danisha. Seumuran deh sama Arfa.

    ReplyDelete
  14. Ternyata kesiapan untuk melakukan toilet training setiap anak berbeda, ya... Ada yang cepat menyesuaikan dan ada yang kurang cepat. Bubunya yang harus ekstra sabar melatih, ya....

    ReplyDelete
  15. Kalau aku, waktu anak pertama dan anak kedua sukses toilet trainingnya.
    Begitu anak ketiga, agak-agak males dan nggak konsisten, ya telat berhasilnya, umur 3 tahun baru sukses :D

    ReplyDelete
  16. Naqib 3,5 tahun msh pake diapers. Alasannya bukann ga mau ngajarin. Tp disini air ngalir 3 hari sekali wkwk.. 4bulan lagi pindah dan ini kyknya saat yg tepat buat ngajarin dia pipis d wc

    ReplyDelete

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)