Dulu, saya malas baca berita-berita internasional. Isinya, tidak jauh jauh dari peperangan atau politik luar negeri tentang kekayaan negara sampai rebutan kekuasaan. Tapi, ketika saya ditugaskan di desk internasional, yang memasok berita-berita dari website seperti Reuters dan Alarabiya, ada yang unik dan menarik.
Banyak cerita, banyak sejarah dunia yang ternyata banyak saya skip dari referensi membaca saya. Misalnya saja, tentang kepemimpinan Tayep Erdogan, Perdana Menteri Turki dan sang istri, Emine Erdogan.
Sebelum kepemimpinan Erdogan, Ataturk merajai Turki. Bahkan, dibalik Ataturk, yakni Latife Ataturk sang istri, menjadi orang dibalik sikap liberalisme Ataturk. Ribet yah bacanya? Hihihiii
Erdogan hadir, sedikit demi sedikit nuansa Islam kembali ke Turki. Belum lama ini, jauh dari jantung ibukota yang ramai di Istanbul, seorang wanita berpakaian eksekutif berbicara di depan panggung.
Emine Erdogan, first lady Turki dengan tenang dan lembut mulai berbicara kepada audiens tentang perlunya mendorong anak perempuan untuk sekolah.Namun,
ada sesuatu yang berbeda dari wanita Turki biasanya. Dengan mengenakan
setelan berwarna krem dan rok panjangnya sampai mata kaki, Emine juga menyelaraskan jilbabnya yang berwarna krem. Pidatonya kali itu mengenai pelarangan memakai jilbab di sekolah yang melanggar kesetaraan jender.
Memang, butuh membiasakan diri bagi warga Turki untuk melihat
ibu negara mereka menutup rambutnya dengan bangga. Karena, kondisi
tersebut sangat berbeda pada tahun 1920 dimana pemimpin mereka, Mustafa Kemal Ataturk membawa Turki ke nilai-nilai barat. Istrinya pun demikian, membuang jilbabnya dan mendesak rekan wanita lain untuk melakukan hal yang sama. Di bawah hukum ketat Ataturk, jilbab dilarang di sekolah, universitas, bahkan istana presiden.
Selama beberapa dekade, prinsip sekularisme, pemisahan agama dan negara dibangun oleh Ataturk. Peran penting justru terdapat dari istrinya, Latife Ataturk yang menghindari pakaian muslim dan mengenakan pakaian barat sebagai gantinya. Ataturk seperti ingin memamerkan kepada dunia bahwa istrinya adalah role model bagi Turki yang modern.
Muslim
Turki, yang dididik untuk menjadi negara sekuler, masih memiliki
kesulitan mencerna pemerintahan partai agama. Mereka tidak memahami
mengapa harus mentolerir istri perdana menteri yang muncul di depan umum dalam pakaian Muslim.
Lebih dari 80 tahun kemudian, cara pasangan
perdana menteri mengenakan gaun menjadi perdebatan nasional. Ketika
sang suami melakukan berbagai cara agar Turki menjadi anggota Uni Eropa,
Emine Erdogan justru membuat berita utama dengan memakai jilbabnya dengan bangga.
Diawal pencalonan diri Erdogan, jilbab Emine menjadi perdebatan panjang. Kaum sekuler melihat Emine menghina reformasi yang Ataturk perkenalkan. Deniz Baykal, pemimpin Partai Republik Rakyat (CHP) menyebut, jilbab adalah simbol keterbelakangan. Wakil pemimpin wanita CHP, Canan Aritman, bahkan menyinggung cara berpakaian Emine saat keluar negeri tidak mencerminkan Turki.
Permasalahan pemakaian jilbab
di Turki ini mungkin tampak aneh bagi dunia luar, tetapi kaum sekuler,
termasuk militer dan pengadilan menilai hal tersebut akan mengubah Turki
dengan hukum syariah Islam. Sementara Islamis mengatakan, mengenakan jilbab adalah hak dasar manusia.
Emine juga menghadapi kecaman pada 2011 saat ia dan suaminya berkunjung ke Prancis. Presiden Prancis Sarkozy menolak kunjungan karena istrinya berjilbab. Seperti diketahui, bahwa Presiden Prancis Nicholas Sarkozy memang sudah antipati terhadap perempuan muslimah di negaranya.
Emine Erdogan yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara tetap pada pendiriannya. Emine pun tetap menjalankan aktivitasnya sebagai ibu negara. Emine sempat memeroleh "Fondation de la Prix" dari Forum Montana Crans pada upacara di Brussels.
Dari kisah Emine, dapat ditarik kesimpulan bahwa jilbab bukan halangan untuk berkarya. Jilbab, hijab atau beragam modelnya, menjadi ciri khas muslim dan suatu kewajiban yang menjadi kebutuhan muslimah. Semoga, semoga, yang nulis juga jadi lebih baik mengenakan jilbabnya..Aamiin (jadi curhat).
0 Response to "Emine Erdogan, Tetap Berjilbab Ditengah Kecaman"
Post a Comment
Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)