Dunia Lingga

Koleksi Puisi

Aku tahu Kamu tahu
Yang kukatakan tadi
Aku mencintaimu
Dan kau menjawab
“Aku tahu”

Yang kuungkapkan baru saja
Aku sangat merindukanmu
Dan kau bilang
“Aku tahu”

Hati yang kuselimuti kegundahan
Makin memuncak tiap langkah detaknya
Hati yang memimpikan harapan
Makin tak menentu arahnya

Yang kukatakan sekarang
Aku masih mencintaimu
Dan kau sesaat terdiam, lalu berkata
“AKU TAHU”

Mata yang kusodorkan untukmu
Terasa sakit jika terbuang begitu saja
Mata yang semakin terusik napasmu
Semakin tertusuk tersemu

Kuharap aku tak menodai
Cinta yang kucintai
Kurasa aku hanya pantas mencinta
Sedang diri ini tidak dalam ghiroh juang
Sedang diri ini masih awam kepadaNya
Sedang diri ini ingin dicinta
Karena dicintai olehNya

Kamar as3 tpb sendirian, bulan puasa,sedih,rindu 28 September 06


Senyuman Madu
Ayah,
Kulihat wajahmu di hatiku
Menuntunku hingga aku menemukannya
Ibu,
Senyummu yang serasa madu
Selalu terbayang di selat hatiku
Ayah,
Cintamu tak mati hingga kau layu
Ibu,
Sayangmu tetap bersarang hingga kau lelah
Hingga derap langkah tuk maju
Tak pernah tak ada dalam ucap
Senyum itu takkan pernah kulupa
Hingga nanti, kalian atau aku tak ada
Ayah
Ibu
Aku tahu
Cinta itu tetap ada

TAK SEBANYAK MEREKA
Ketika aku berkaca pada alam
Aku malu
Tasbihan rinduku tak sebanyak mereka
Aku ragu
Hidupku untukmu kah?

Ketika aku bersandar pada jiwa
Aku malu
Cinta putihku tak sebanyak mereka
Aku tak yakin
Hatiku untukmu kah?

RAMADHAN CINTA
Ya Allah
Detik ini aku tak berkata cinta
Tapi hatiku selalu berkata aku ingin selalu mencintaimu
Ya Allah
Hari ini aku hanya terdiam
Tapi jiwaku bergerak selalu merindukanmu

Ya Allah
Bulan ini aku hanya menatap kosong
Tapi rongga tubuhku selalu terbersit namamu
Ya Allah
Tahun ini dadaku sesak
Tapi pikiranku ingin ada padamu
Di Ramadhan ini, aku ingin cinta
Di hari ini, aku ingin mencintaimu dengan cinta saja
Detik ini
Aku akan terus mencintai hatiku
Untuk kuberikan padaMU

MENJADI SATU
Sesampainya aku di sana
Mencarimu hingga buliran keringat tak lagi terhitung
Semampunya aku mencintaimu
Aku akan terus mencinta

Kulalui mhari menunggu petuahmu
Kunikmati aliran nafas mengagumkanmu
Aku hanya mencoba
Mengagungkan apa yang kau punya

Namun, itu selalu tak ada
Hinanya…
Aku sering melupakanmu saat penat
Saat bahagia
Saat siang hingga malam bergumul
Parahnya…
Aku sengaja menghindar dari harap
Aku sengaja mengantarkan jiwa yang tak siap

Hanya,
Saat satu hembusan nafasku berakhir
Diri ini ingin bersamamu
Merajut senyum yang dulu ada

Jika Aku Masih Punya Cinta
Jika aku masih punya cinta
Sandarkan aku hingga lelap
Hingga tersadar

Jika aku masih punya cinta
Peluklah aku dalam harap
Yang menggenang di matamu ibu

Jika aku masih punya cinta
Pejamkan lelahku dalam kasihmu

Jika aku masih punya rindu
Sampaikan salam untukmu
Yang lama mengucur peluh

Jika aku masih punya rindu
Peluklah aku dalam bayang senyummu

Jika saja memang
Cintaku masih ada
Biarkan ku ucap satu kata saja
Bahwa kau matahariku, ibu

INGATKAH TENTANG
Teman,
Langkahmu tak surut hujamkan lara siang ini
Sepenuhnya derap yang menikam arah tak tentu
Hingga comelan maki datang padamu
Kau ingin kandas saja
Kau ingin hancur saja
Kau ingin
Namun,
Ingatkah tentang cinta yang kau cinta
Ingatkah bahwa kita adalah asa
Tuk cintaNya



Hati Tuan
Ku patuh
Dalam titah
Titah Tuan

Ku lara
Dalam jera
Bara Tuan

Ku mati
Dalam mata
Hati Tuan



HATI TAK PERNAH MATI
Kenang ungu
Yang telah pergi
Walau hidup
adalah mimpi

Dan tanya lagi
Sampai pagi
Bila harap
Adalah nyata

Biarlah membeku,
Sampai malam nanti
Namun hati
Tak pernah mati

April 21, 20
MENANTI PELANGI
Mana pelangi
Yang kunanti
Mana pelangi
Yang Kukagumi

Sampai hanyut Warnamu
Akhirnya kau tampakkan padaku
Hingga membuyar rindu

Namun, kau hanya pelangi
Yang memedar putih
Dan kau, hanya pelangi
Yang kan hilang
Dan singgah tuk pergi
Kembali

SEPOTONG LANGKAH
Memojok segala kaku
Hidupku
Terpuruk bersama sepotong langkah yang lelah tuk berjalan terus
Tapi nyatanya ku harus melangkah
Walau pengadu tak memihak
Pada hati
Yang aku tahu,
Biar luka kakiku hingga tak terperi
Namun, bantulah aku dalam sinaran sayangmu
Agar aku dapat berjalan
Dan menyongsongmu


Kenapa aku seperti aku

Hari-hariku dihabiskan waktu
Sampai tertinggal di peraduan
Dan habis tak tahu tanya
Kenapa aku seperti aku yang kisut
Kenapa aku seperti aku yang beku
Hingga kini
Ku tak tahu jawabnya
Hingga metaforsis hatiku

Nanar berbinar

Kusut, kulihat kau hingga kisut
Carut, kutatap kau sampai karat
Nanar, kupuja kau lama berbinar
Namun kau masih bingar
Hingga halilintar menyambar
Dan kau pun tersambar

Saat napasku

Saat napasku penuh sengal
Dan ragaku kian rapuh
Hingga kemudiku tak berlabuh jua
Kua akan selalu menasbihkan Mu
Ya Rabb


bila cinta bersemai menghijau

Ku puja kau hingga buta biru
Ku tetap dalam diri
Bahwa kau memang kau yang tak lain
Karena kau, kuhembus kata juang
Agar dapat seperti kau
Apakah salah bila hati membui rindu padamu
Apakah salah bila cinta bersemai menghijau bila kau seperti kau
Namun kini ku tahu kau bukan kau yang tak lain
Hingga kau ubah layaknya mereka berkata-kata

KATA INI
Kata ini hanya sebuah alunan rasaku yang semakin lama semakin memuncak
Kata yang kata katakan saja inginku hingga tak terbendung
Sebilah debaran cerita tentangnya jadi kata-kataku
Sesemat ego dalam terawang mengisahkan kata-kataku untuknya
Kata-kataku adalah bahwa kataku aku jatuh cinta
Padamu

PETUAH ALAM
Luapan ceritaku tak sesalkan petuah tentang alam
Walau aku hanya meringis membuyarkan kelamnya bongkahan hati ini
Sampai tiba ku rindu alam yang nyatanya akan berakhir
Sampaikan masa jiwaku tentang senyum untuknya

JIKA AKU
Jika aku hanya mempunyai satu cinta saja
Maka jatuh cintakan aku padanya
Jika memang cintaku adalah satu, biar kuucap bahwa aku pemujamu
Jika saja aku tetap seperti ini, tetapkan selalu hatiku untukmu
Dan bila berkurang umur hingga renta, ragaku akan selalu bergulir menaungi cintamu
Jika mataku tak lagi bisa memuja indahmu, namun hatiku takkan hempas karena aku adalah pemujamu

HANYA CINTAMU
Ya Allah,
Sematkan selalu cintamu untukku
Hingga tak lagi kuharap cinta palsu
Ya Allah,
Jangan biarkan aku meneguk nikmat dunia yang nyatanya hanya kelam
Terimalah rinduku untuk cinta kasihmu
Sampaikan bahwa aku dahaga akan air surgamu
sampaikan bahwa hanya cintamu yang ada di dalam hatiku
Dan bahwa hatiku hanya tertaut padamu saja

MENYAKSIKAN DIAM
Sesaat pikirku menjelajah meyaksikan diam
Biar kata itu saja kuucap penuh makna bahwa aku telah menanti
Tidak habis kata memang aku damba semu yang seharusnya tak kulahap
Karena memang semu saja yang ada
Taburkan aku ribuan doa penuh makna, agar ia tak lagi tampak pada hati dan ragaku sembahkanlah mimpiku untuk mencari dan menarikan rindunya

KIBAR CINTA
Ya Allah,
Jangan biarkan mata ini lelah dalam mencari tumpahan ilmumu
Jangan lamunkan pikirku untuk merebahkan jiwa ini
Ingatkan selalu guyuran rahmat iman darimu
Kobarkan harapku tuk raih ridho
Kibarkan cintaku hanya untukmu

HATIKU TAK LAGI DIAM
Ketika raga tak sanggup mengucap
Ketika bibir kelu tanpa bisa bermakna
Namun
Hatiku tak lagi diam
Untuk mengharap maaf dihari yang fitri


KETIKA
ketika hati dipenuhi gemintang cinta
ketika harap memayungi inginku
ketika rasa ini terus saja meleburkan diri
ketika mulutku berbicara pada hati
bahwa aku mulai jatuh

ketika sujudku tak mendua
ketika itu hatiku mulai berkembangbiak
ketika sembahku ingin sekali untuk dirinya
ketika ragaku meminta kendali pada yang lain
kutahu sekarang, bahwa aku sudah jatuh



KARENA KAU
Kawan,
Hatiku tak terbendung ketika senyummu tak lagi sama seperti yang kurasa
Cinta ini mengembang bersama kesedihan akan harapan hidupku
Tahukah,
Aku tak merasa layak
Saat mendamba cinta yang bukan seharusnya
Tauhukah ketika semburat senja yang kau beri padaku
Tak serupa
Aku hanya bernafas dalam mencari kelanjutan hatiku yang sebentar lagi membeku
Aku hanya mengharap segenggam petunjuk akan teduhnya matamu
Akan hangatnya kasih yang membuat manusia mencintai

Hidup ini memang tak sepatutnya aku siakan
Karena kau
Karena kau yang membuat aku akan terus mencintai diriku
Mencintai penciptaku tang tak lelah mengelusku penuh cinta
Karena kau
Aku tak mampu menatap hatiku
Untuk kuberikan untukmu
Karena aku
Belum juga setulus hati mencintai Dia


Keranda hijau
Keranda hijau menautkan diri
Lepas tak tersentuh maaf
Dalam pikirku, hingga rata sudah napas bumi
Karena menjadi keranda, keranda kehancuran
Dapatkah masih kita nanti
Hembusan warna pelangi pagi
Dapatkah kita bagi
Sejuknya arti cinta hati

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Koleksi Puisi"

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah memberi komentar di dunia lingga, semoga bermanfaat. Tabiik :)